Buntut Mundurnya Muhammadiyah-PBNU dari Program Kemendikbud, Nadiem Makarim Layangkan Mohon Maaf

- 29 Juli 2020, 16:47 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (tengah) bersama Sekjen Kemendikbud Didik Suhardi (kiri) bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2019). Rapat kerja tersebut membahas sistem zonasi dan Ujian Nasional (UN) tahun 2020, serta persiapan pelaksanaan anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (tengah) bersama Sekjen Kemendikbud Didik Suhardi (kiri) bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2019). Rapat kerja tersebut membahas sistem zonasi dan Ujian Nasional (UN) tahun 2020, serta persiapan pelaksanaan anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww. /

PR BOGOR - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan Program Organisasi Penggerak (POP), pada 10 Maret 2020 lalu. Namun baru-baru ini, beberapa pihak yang tergabung dalam POP menyatakan sepakat mundur dari program tersebut.

Tiga organisasi besar di antaranya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (NU).

Diberitakan di Pikiranrakyat-tasikmalaya.com, pihak-pihak itu sengaja harus mundur dari POP karena menganggap program tersebut dirasa sangat tidak jelas. Mereka mengaggap ada kejanggalan dalam proses verifikasi dalam program POP.

Baca Juga: Oknum Perwira Polisi Hina Profesi Guru, Mereka Disebut Makan Gaji Buta Selama Pandemi Covid-19

Selain itu, mereka juga mengkritik tidak jelasnya klasifikasi organisasi yang mendapatkan bantuan dana Program Organisasi Penggerak.

Menanggapi persolanan ini, Mendikbud Nadiem Makarim kemudian menyatakan permohonan maafnya. Permohonan maaf ini ditujukan langsung pada Organisasi Islam NU, Muhammadiyah dan PGRI.

Bukan hanya itu, Nadiem Makarim meminta bimbingan selama proses POP itu masih berlangsung.

Baca Juga: Buntut Kasus Penghinaan Profesi Guru Rusuh Saat Diamankan, Oknum Polisi: Saya Tembak Kamu Siah!

"Dengan penuh rendah hati, saya memohon maaf atas segala keprihatinan yang timbul," kata Nadiem di Jakarta, Selasa 28 Juli 2020.

Halaman:

Editor: Amir Faisol

Sumber: Pikiran Rakyat Tasikmalaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x