Abah Tohir juga kagum melihat ribuan penonton yang berada di tribun Barat dan Timur Stadion Siliwangi sangat menikmati permainan dari kedua tim. Mereka bernyanyi dan meneriakan yel-yel dukungan kepada pemain Persib All Stars bahkan Borussia Dortmund Legends.
Baca Juga: Butuh Healing? Nikmati Pesona Eksotis Curug Leuwi Hejo, Salah Satu Destinasi Favorit di Sentul Bogor
Namun, suasana berubah saat sejumlah oknum suporter yang diduga tak memiliki e-ticket memaksa masuk ke tribun stadion selatan. Bahkan, di akhir laga, mereka turun ke lapangan, menyalakan flare, dan mengganggu momen para pemain kedua tim memberikan penghormatan kepada penonton.
Dengan adanya insiden tersebut, membuat Abah Tohir sedikit tertegun dan kesal terlihat dari air mukanya tergambar kesedihan, sambil berkata "Bangsa kita ini susah memahami (aturan)".
"Itu juga yang menghambat kemajuan sepakbola kita. Itu (menyalakan flare) kan enggak boleh dilakukan. Kalau ditegur, malah balik marah. Sangat disayangkan. Itu soal mental, kita belum sepenuhnya paham soal etika," tambahnya.
Baca Juga: Masih Terlalu Kuat! Bigetron Era Juara UniPin Ladies Series ID Season 3, Koleksi Piala ke-23
Sebelum insiden ini terjadi, PT Persib Bandung Bermartabat gencar kampanye untuk menciptakan iklim pertandingan sepakbola yang positif, mulai dari pemeriksaan berlapis seperti penukaran e-ticket hingga edukasi bahaya menyalakan flare di stadion.
Abah Thohir pun berharap, langkah Persib tersebut harus terus dilakukan sampai ke generasi berikutnya. Tujuannya agar memutus mata rantai budaya suporter yang negatif terhadap klub kebanggaannya.
"Saya belum tahu ke depannya bagaimana. Semua itu kan berawal dari generasi ini. Kalau kakak-kakaknya ini bisa bagus, selanjutnya akan mengikuti. Manajemen sudah bagus melakukan edukasi, tapi itu juga harus terus dilakukan, tidak boleh berhenti," ujarnya.