Kisah Warga Papua Jadi Pembelajaran, Rasisme Masih Ada di Tanah Sunda Meski Dirangkul Ridwan Kamil

- 26 September 2020, 20:53 WIB
Stop rasisme.
Stop rasisme. /Pixabay/Tumisu /

"Ngomong naon sia?, sia pikir aing teu ngarti?, saha juga nu daek jeung sia. (ngomong apa kamu?, kamu fikir saya tidak mengerti?, siapa juga yang mau sama kamu?. red)," ucapnya.

Berdasarkan konfirmasi dari pihak terkait, Elfrida Natkime lama menetap selama 17 tahun di Bandung, sehingga membuatnya lancar berbahasa Sunda.

"Oh ya, saya Udah 17 tahun tinggal di Bandung sampai hari ini dan sejauh ini betah banget tinggal di Bandung. Jadi jangan pukul rata 1 bandung ya akang & teteh wkwk saya cuman mau sharing pengalaman saya saja buat teman-teman yang mungkin pernah dirasisin. SEMANGAT," tulisnya mengajak masyarakat lebih berlega hati dengan tindakan rasis yang diterima mereka.

Baca Juga: Kata ITB Selatan Jawa Berpotensi Tsunami, BMKG Bilang Peristiwa Itu Sudah Beberapa Kali Terjadi

Dia menjelaskan, Tidak semua orang bersikap dan melakukan rasis, dan yang terjadi sebelumnya hanyalah oknum semata.

Lanjutnya, banyak orang-orang Bandung yang benar-benar baik, dia mencontohkan dirinya, bersekolah dan menetap di Bandung karena nyaman dan merasa aman.

"Intinya mah ni rasis mah dimana-dimana ada! Mau ke Planet Mars juga ada .. cara hadepinnya kalau kamu dikatain jangan cuman diem aja nasehatin balik Trus jangan jadi insecure karena dikatain. Biasanya orang-orang yang rasis mah mainnya kurang jauh jadi kaget kalau lihat orang yang berbeda dari dia," ungkapnya.

lebih jauh, dia memuji Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dengan caranya memimpin kota tersebut hingga banyak di idolakan warga Papua.

Baca Juga: Pilkada 'Maut' 2020 Terlalu Dipaksakan? Otoritas Enggan Pedulikan Kekhawatiran Dokter dan Perawat

Elfrida Natkime berpesan, rasis ada di mana-mana, harus berani speak up, dan tak perlu merasa malu dengan perbedaan.***

Halaman:

Editor: Amir Faisol


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x