dr. Tirta : Sekalian Pemerintah Bentuk Kementerian Influencer dan Branding, Fokus Gaungkan Covid-19

- 24 September 2020, 09:14 WIB
dr. Tirta, foto: ist
dr. Tirta, foto: ist /

PR BOGOR - Relawan Covid-19, dr, Tirta Mandira kembali menyampaikan pendapatnya menyoali penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.

dr. Tirta mengusulkan bagaimana kalau pemerintah membuat Kementerian Influencer dan Kementerian Branding.

Sikapnya menyusul dengan adanya sikap pemerintah yang memilih menggunakan jasa para influencer untuk menggaungkan informasi seputar virus corona.

Baca Juga: V BTS Tiba-tiba Murung di Depan Api Unggun, Memikirkan Apakah ARMY Sungguh Mencintai Kim Taehyung

"Negara memilih mengundang influencer. Yup. Itu realita. Influencer untuk memberitakan berita yg membuat ayem rakyat. Saya tanya, influencer2 itu emang pernah ke lapangan? Pernah di PHK? Pernah rapid? Pernah swab?," tulis Tirta di keterangan sebagaimana dilansir dari Beritadiy.com, Kamis 24 September 2020.

"Jika negara menggunakan influencer trus menerus untuk “branding” sekalian aja buat “kementerian branding” biar totalitas. Atau “ikementrian influencer”," imbuhnya.

dr. Tirta kemudian mengunggah foto tangkapan layar dari media arus utama berisi pernyataan yang dia nilai sangat jenaka.

Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 10 Dibuka, Jangan Lewatkan Kemungkinan Jadi yang Terakhir

"Februari 2020. Sumber media dan waktu jelas. Bukti bahwa saya bukan sebar hoax. Untung ada media yg save haha" tulisnya. Statement kaya gini akan terasa kocak melihat kondisi september 2020, yg dimana covid menghancurkan struktur di Indonesia baik kesehatan dan ekonomi," ungkapnya.

Artikel ini telah tayang di Beritadiy.com dengan judul 'Dokter Tirta Usul Pemerintah Bikin Kementerian Influencer: Rakyat Tidak Patuh Karena Muak'.

"Saya yakin, jika yg mengucapkan ini saya / @duniamanji atau @jrxsid saya yakin akan dihujat habis habis an ????" tambahnya.

dr. Tirta menambahkan, rakyat dinilainya sudah muak dengan kondisi saat ini sehingga itulah yang mendorong ketidakpatuhan mereka terhadap protokol kesehatan.

Baca Juga: OTK Serang Masjid di Bandung, Berani-beraninya Mengaku Anak Kang Mus Preman Pensiun

"Dan sampe detik ini, semua masih menyalahkan “rakyat ga patuh”. Saya kasi tau. Rakyat ga patuh di lapangan itu, karena muak. Karena capek. Saya ga asal, wong sekali lagi 7 bulan d lapangan itu bukan waktu yg sebentar :) setiap ketemu warga, saya catet, saya foto" ujar Tirta.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Februari 2020. Sumber media dan waktu jelas. Bukti bahwa saya bukan sebar hoax. Untung ada media yg save haha • Statement kaya gini akan terasa kocak melihat kondisi september 2020, yg dimana covid menghancurkan struktur di Indonesia baik kesehatan dan ekonomi • Saya yakin, jika yg mengucapkan ini saya / @duniamanji atau @jrxsid saya yakin akan dihujat habis habis an ???? • Dan sampe detik ini, semua masih menyalahkan “rakyat ga patuh” • Saya kasi tau. Rakyat ga patuh di lapangan itu, karena muak. Karena capek. Saya ga asal, wong sekali lagi 7 bulan d lapangan itu bukan waktu yg sebentar :) setiap ketemu warga, saya catet, saya foto • Negara memilih mengundang influencer. Yup. Itu realita. Influencer untuk memberitakan berita yg membuat ayem rakyat. Saya tanya, influencer2 itu emng pernah ke lapangan? Pernah di phk? Pernah rapid? Pernah swab? • Jika negara menggunakan influencer trus menerus untuk “branding” sekalian aja buat “kementerian branding” biar totalitas. Atau “ikementrian influencer”

A post shared by Cipeng | TIRTA (@dr.tirta) on

 

Diketahui, Indonesia Corruption Watch (ICW) membuka temuannya ke publik soal anggaran pemerintah untuk membayar jasa influencer.

ICW menyebut pemerintah diduga menggelontorkan anggaran Rp90,45 miliar kepada influencer untuk menyosialisasikan program kerjanya.

Baca Juga: Profil Sungchan Sang Rapper dan Shotaro di Megaproyek NCT 2020, SM Entertainment Masih Tertutup Nih

"Kata kunci yang penting disoroti adalah influencer dan key opinion leader. Ditemukan 40 paket pengadaan dengan dua kata kunci tersebut. Jumlah anggaran belanja untuk influencer mencapai Rp 90,45 miliar. Anggaran belanja untuk influencer semakin marak sejak 2017," kata peneliti ICW Egi Primayogha dalam konferensi pers.***(Iman Fakhrudin/Berita DIY/PRMN)

Editor: Amir Faisol


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x