Kilas Sejarah: Perang Sepehi Yogyakarta 1812, 57.000 Ton Emas Milik Sri Sultan HB II Dijarah Inggris

- 23 Juli 2020, 05:25 WIB
Sejumlah warga berebut gunungan saat prosesi Grebeg Syawal 1440 H di Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, Rabu (5/6/2019). Dalam acara yang menjadi simbol sedekah raja kepada rakyatnya itu Keraton Yogyakarta mengeluarkan tujuh gunungan hasil bumi dan diperebutkan oleh warga.
Sejumlah warga berebut gunungan saat prosesi Grebeg Syawal 1440 H di Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, Rabu (5/6/2019). Dalam acara yang menjadi simbol sedekah raja kepada rakyatnya itu Keraton Yogyakarta mengeluarkan tujuh gunungan hasil bumi dan diperebutkan oleh warga. //ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko


PR BOGOR - Tahun 1812 itu terjadi serbuan ke Kraton Yogyakarta oleh tentara Inggris, yang dikenal dengan Perang Sepehi atau Geger Sepehi.

Dalam perang itu tercatat tentara inggris menjarah aset, tanah, dan barang berharga berupa 57.000 ton emas milik Sri Sultan Hamengkubuwono II.

Termasuk surat bukti kepemilikan atau kolateral juga dirampas.

Baca Juga: Putra Sulung Jokowi Gibran Rakabuming Ditantang 'Kang Jahit' Sekaligus Ketua RW di Pilwakot Solo

Diberitakan di Galamedia.pikiran-rakyat.com, Keturunan Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono II (HB II) mendesak Pemerintah Indonesia melalui Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membantu pengembalian aset dan harta benda milik Sultan HB II.

"Kami mengharapkan harta dan benda bersejarah yang dijarah tentara Inggris pada Perang Sepehi tahun 1812 untuk dikembalikan. Barang-barang tersebut merupakan salah satu bagian dari milik Keraton Yogyakarta di masa Raja Sri Sultan Hamengkubuwono II,” ujar Sekretaris Pengusul Pahlawan Nasional Sri Sultan HB II, Fajar Bagoes Poetranto, kepada wartawan di Jakarta, Selasa, 21 Juli 2020.

"Kami meminta agar emas tersebut dikembalikan kepada keturunan dari Sinuwun HB II," tegas Bagoes.

Baca Juga: Bupati Jember Dimakzulkan DPRD, Faida Tak Hadiri Hak Dengar Pendapat Berdalih Ada Pandemi Covid-19

Selain emas, Fajar juga menyebut ada dokumen penting kerajaan yang diangkut. Termasuk berbagai manuskrip karya Sri Sultan HB II tentang sastra dan budaya keraton, serta benda pusaka kraton.

Manuskrip tersebut penting terkait bukti otentik sejarah Ngayogyakarta. Pihak Yayasan Cahaya Nusantara (Yantra) siap merawat serta menerjemahkan manuskrip tersebut.

Halaman:

Editor: Amir Faisol


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x