Baca Juga: Berikut 4 Film Beradegan Seks Terpanas, Recommended Temani Akhir Pekan Anda!
Musisi dan penyanyi Sal Priadi juga menuliskan sebait puisi, mengantarkan kematian Sapardi Djoko Damono.
"Selamat jalan bapak, kalau hidup hanya mampir, bapak tidak duduk duduk saja, bapak membuat pemukiman. Kami yang bermukim di karya dan jalan hidupmu, mengucap banyak terima kasih. Hati saya hancur lebur, tapi bapak pernah dan pasti melahirkan kesembuhan. Bapak abadi," tulis Sal Priadi di akun twitternya.
Sapardi lahir di Surakarta, 20 Maret 1940. Dia sering dipanggil dengan singkatan namanya, SDD.
Selamat jalan bapak, kalau hidup hanya mampir, bapak tidak duduk duduk saja, bapak membuat pemukiman. Kami yang bermukim di karya dan jalan hidupmu, mengucap banyak terima kasih. Hati saya hancur lebur, tapi bapak pernah dan pasti melahirkan kesembuhan. Bapak abadi. pic.twitter.com/MNcIi8gYC7— Sal Priadi (@salpriadi_) July 19, 2020
Baca Juga: Militer AS Siap Tempur di Laut China Selatan Bawa Misi 'Kemakmuran', Tiongkok-Rusia Mesra Bersekutu
Beberapa karya sastra lahir dari Sapardi Djoko Damono di antaranya adalah Hujan Bulan Juni, Aku Ingin.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, juga Hatiku Selembar Daun, Yang Fana Adalah Waktu.***