Pejabat Mudah Tuduh Orang Radikalis, Ustadz Hilmi Selektif Terima Undangan Ceramah Ramadhan

- 11 April 2021, 16:24 WIB
Ustadz Hilmi. Penceramah dicap radikalis oleh Komisaris Independen PT Pelni (Persero), Kristia Budiyarto atau Kang Dede. Ustadz Hilmi sebut dangkal pemikiran.
Ustadz Hilmi. Penceramah dicap radikalis oleh Komisaris Independen PT Pelni (Persero), Kristia Budiyarto atau Kang Dede. Ustadz Hilmi sebut dangkal pemikiran. /Twitter.com/@Hilmi28


PR BOGOR - Viral sejumlah penceramah dicap radikalis oleh Komisaris Independen PT Pelni (Persero), Kristia Budiyarto atau Kang Dede.

Dampaknya suasana jelang Ramadhan 1442 ini menjadi gaduh saling tuding dan bela atas ucapan dari pendukung garis keras Jokowi itu.

Kang Dede sebelumnya membatalkan agenda ceramah Ramadhan di Pelni oleh sejumlah penceramah, termasuk Ulama NU, KH Cholil Nafis.

Baca Juga: Tayang Besok! 24 Peserta Hafiz Indonesia 2021 Siap Unjuk Kemampuan, Berikut Daftarnya

Baca Juga: Tolak THR Dibayar Dicicil, KSPI Besok Unjuk Rasa Minta Batalkan Omnibus Law

Namun, Kang Dede membatalkannya secara sepihak dengan alasan penceramah yang diundang berpaham radikal.

Situasi gaduh ini turut dikomentari penceramah muda Ustadz Hilmi Firdaus.

Hilmi bahkan mengaku pernah mengalami hal sama, yakni dicap radikal dan dibatalkan acaranya.

Ustadz Hilmi mengatakan, pembatalan ceramah di BUMN sering terjadi akhir-akhir ini.

Baca Juga: Rocky Gerung Bikin Komen 'Nyelekit' Lagi, Kemenristek-Kemendikbud Digabung untuk Singkirkan Nadiem

Baca Juga: Percantik Jakarta, Anies Baswedan Habiskan Dana Rp800 Juta Bangun Tugu Sepeda di Kawasan Jalan Sudirman

Pernah mengalami

Pembatalan lantaran tudingan serius pada para ustadz, yakni sering dinilai radikalis.

Hilmi mengaku pernah alami pada tahun lalu.

Bahkah, Hilmi menyebut pelakunya sama seperti saat ini.

“Saya dengar ada lagi ya penceramah yang dibatalkan di BUMN."

"Pelakunya masih sama, tahun lalu saya jadi korban."

"Prihatin, hari ini masih ada aja orang seperti itu,” tulis Ustadz Hilmi di Twitter-nya pada Minggu, 11 April 2021.

Hilmi pun mengaku saat ini memiliki 100 jadwal untuk ceramah di Bulan Ramadhan.

Namun, karena ada kekhawatiran disebut radikal, dia meminta stafnya menyeleksi undangan yang ada.

Khawatir berlanjut

Dia beralasan, dari pada di tengah waktu nanti dibatalkan, lebih baik dirinya yang membatalkan duluan.

“Tahun ini, dari 100-an jadwal yang masuk selama Ramadhan, saya perintahkan staf saya untuk menseleksi, daripada saya dibatalkan mending saya yang batalkan,” tulisanya.

Dia pun mengaku khawatir pemahaman yang salah akan terus terjadi pada saling tuding radikalis.

Padahal, lanjutnya, seharunya semua orang yang berprasangka sebaiknya menambah literasi ketimbang mudah menuduh.

Saat ini, dalam penilannya, pejabat mudah menuduh seseorang radikal hanya karena berbeda pendapat dengan pemerintah.

“Jangan karena berbeda, lalu mudah sekali menuduh orang radikal,” kata Ustad Hilmi.

Dengan kondisi saat ini, alangkah baiknya menambah literasi keislaman untuk menambah wawasan beragama.

Perbanyak literasi

Harapannya adalah, setiap orang yang berbeda pandangan dengan pemeritah tidak mudah dicap radikalis.

“Biasakanlah menggunakan akal sebelum bicara."

"Perbanyaklah literasi keislaman, sehingga pemikiran tentang islam menjadi komprehensif dan tidak dangkal."

Jelas dia, Indonesia bisa merdeka karena bersatu dalam perbedaan.

Bukan seperti saat ini, penuh dengan hujatan dan saling menyebar kebencian.

"Indonesia dibangun dengan persatuan dalam perbedaan, bukan dengan hujatan dan kebencian,” pungkas Ustad Hilmi.***

 

Editor: Rizki Laelani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x