Dia mengatakan, pada saat kelas tatap muka, tidak semua murid bisa melakukan pembelajaran secara bersamaan.
“Mungkin bukan 100 persen kapasitas. Paling tidak, dua sampai tiga kali seminggu atau dengan sistem rotasi,” ujar dia.
Lebih lanjut, Menteri Nadiem mengatakan peserta didik yang lebih muda lebih sulit melaksanakan sistem pembelajaran jarak jauh.
Sebagai informasi, pandemi Covid-19 telah menyebabkan 68 juta peserta didik pada 646 ribu satuan pendidikan belajar dari rumah.
Namun sejak Januari 2021, pemerintah mulai mengizinkan sekolah tatap muka.
Hal itu bertujuan untuk menjaga area yang memiliki risiko penularan rendah, namun dengan kapasitas yang dibatasi.***