Di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sendiri ormas-ormas dan oknum-oknum garis keras juga pernah teridentifikasi.
Baca Juga: Sempat Berseteru Soal Cantrang, Susi Buka Blokir Twitter Sandiaga Uno: Ini Pesan Saya Pertama
Karena itu Gus Yaqut punya pekerjaan besar soal ini. Urusan agama juga perlu diurus secara bijak dan proporsional karena Indonesia ini multikultur dan punya kebhinnekaan.
"Saya kira keuntungan bagi NTT adalah menteri ini dari NU, di mana di NTT sendiri NU adalah salah satu organisasi yang cukup besar dan punya peran penting dalam hidup sosial kemasyarakatan bersama Muhammadiyah," katanya.
Sebagai Nusa Terindah Toleransi, Menteri Yagut tentu bisa menambah banyak nilai penting tentang toleransi di NTT untuk diwacanakan secara nasional, katanya.
Baca Juga: Ucapkan Selamat Natal 2020, Menko Luhut Ingatkan Protokol Kesehatan: Rayakan dengan Penuh Sukacita
Bagaimana kehidupan umat Kristen dan Muslim di Pulau Flores dan Adonara yang begitu rukun dan damai.
Dia mengatakan, sebagai orang NU, dan Ketua Ansor, Gus Yaqut bisa menggunakan momentum empat tahun ke depan untuk mengatasi masalah intoleransi yang kian kuat mencengkeram persepsi masyarakat di Jawa, dan beberapa wilayah lainnya akibat kerasnya Pilpres 2019 dan keterbelahan sejak Pilkada DKI Jakarta.
"Saya kira tugas itu sangat berat karena berkaitan dengan transfer pengetahuan dan perang wacana di media sosial," kata pengajar Ilmu Komunikasi Politik dan Teori Kritis pada Fakultas Ilmu Sosial Politik Unwira itu.***