Banyak Ormas 'Sembunyi' di Balik Agama demi Politik, Pengamat Politik Sebut Yaqut Jadi Kabar Buruk

- 25 Desember 2020, 14:30 WIB
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas. /Twitter.com/@YaqutCQoumas Area lampiran
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas. /Twitter.com/@YaqutCQoumas Area lampiran /

PR BOGOR - Ketua GP Anshor Yaqut Cholil Quomas diangkat menjadi Menteri Agama (Menag) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Gus Yaqut, sapaan akrab Yaqut Cholil Quomas, menggantikan Fachrul Razi yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Agama.

Yaqut Cholil Qoumas sendiri sebelumnya menjabat sebagai Ketua GP Anshor.

Baca Juga: Sempat Berseteru Soal Cantrang, Susi Pudjiastuti Buka Blokir Twitter Sandiaga Uno dan Titip Hal Ini

Beberapa pihak mulai mengomentari terpilihnya sosok Gus Yaqut, sapaan akrab Yaqut Cholil Qoumas, sebagai Menteri Agama.

Salah satunya pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang Mikhael Rajamuda Bataona. Ia mengatakan Yaqut Cholil Qoumas merupakan sosok yang terkenal sangat anti pada radikalisme.

"Hal yang mengejutkan bagi saya adalah terpilihnya Ketua PP GP Anshor, Yaqut Cholil Qoumas, yang ditunjuk Jokowi sebagai Menteri Agama. Sosok ini terkenal sangat anti pada radikalisme dan tentu saja ormas-ormas radikal," kata Mikhael Rajamuda Bataona sebagaimana dikutip PRBogor.com dari Antara, Jumat 25 Desember 2020.

Baca Juga: Warga Jakarta Wajib Tahu! Selama Libur Natal dan Tahun Baru Deretan Tempat Wisata Ini Ditutup

Pengajar investigatif news dan jurnalisme konflik pada Fisip Unwira Kupang mengemukakan pandangan itu, berkaitan dengan penunjukan Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama dan harapan bagi terciptanya kerukunan antarumat di Indonesia.

Menurut dia, terpilihnya Yaqut tentu saja menjadi kabar buruk bagi ormas-ormas yang selama ini cukup bebas bermanuver di balik 'jubah' agama untuk menyatakan kepentingan politik mereka.

Di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sendiri ormas-ormas dan oknum-oknum garis keras juga pernah teridentifikasi.

Baca Juga: Sempat Berseteru Soal Cantrang, Susi Buka Blokir Twitter Sandiaga Uno: Ini Pesan Saya Pertama

Karena itu Gus Yaqut punya pekerjaan besar soal ini. Urusan agama juga perlu diurus secara bijak dan proporsional karena Indonesia ini multikultur dan punya kebhinnekaan.

"Saya kira keuntungan bagi NTT adalah menteri ini dari NU, di mana di NTT sendiri NU adalah salah satu organisasi yang cukup besar dan punya peran penting dalam hidup sosial kemasyarakatan bersama Muhammadiyah," katanya.

Sebagai Nusa Terindah Toleransi, Menteri Yagut tentu bisa menambah banyak nilai penting tentang toleransi di NTT untuk diwacanakan secara nasional, katanya.

Baca Juga: Ucapkan Selamat Natal 2020, Menko Luhut Ingatkan Protokol Kesehatan: Rayakan dengan Penuh Sukacita

Bagaimana kehidupan umat Kristen dan Muslim di Pulau Flores dan Adonara yang begitu rukun dan damai.

Dia mengatakan, sebagai orang NU, dan Ketua Ansor, Gus Yaqut bisa menggunakan momentum empat tahun ke depan untuk mengatasi masalah intoleransi yang kian kuat mencengkeram persepsi masyarakat di Jawa, dan beberapa wilayah lainnya akibat kerasnya Pilpres 2019 dan keterbelahan sejak Pilkada DKI Jakarta.

"Saya kira tugas itu sangat berat karena berkaitan dengan transfer pengetahuan dan perang wacana di media sosial," kata pengajar Ilmu Komunikasi Politik dan Teori Kritis pada Fakultas Ilmu Sosial Politik Unwira itu.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah