Nenek di Surabaya Dibuat Bolak-Balik Kantor Pemerintahan untuk Urus Akta Kematian hingga ke Jakarta

28 Oktober 2020, 19:44 WIB
Potret warga Surabaya, Yaida di Kemendagri.*/twitter.com/@ApriliaLin /


PR BOGOR – Seorang ibu yang merupakan warga Surabaya mengaku dipersulit mengurus kematian anaknya.

Melansir dari akun twitter milik @ApriliaLin yang diterima Pikiranrakyat-bogor.com pada Selasa, 27 Oktober 2020, dalam cuitannya, ia menceritakan kronologi kisah dari warga Surabaya tersebut.

“Seorang ibu warga Surabaya bernama Yaidah pergi seorang diri pergi ke Kemendagri," tulis pengguna akun, Aprilia.

Baca Juga: Rilis Lagu Pertamanya Bertajuk 'Hikmah', Meli LIDA Ceritakan Proses Saat Pembuatan Video Musik

"Tujuannya hanya satu, mendapatkan akta kematian anaknya. Beliau mengaku dipersulit mengurus akta kematian di kelurahan setempat dan Dispendukcapil Surabaya,” tulisnya.

Aprilia mengatakan, Yaidah memerlukan akta tersebut untuk keperluan mengurus asuransi sang anak.

Pasalnya, jika dalam 60 hari tidak ada surat kematian maka asuransi akan hangus.

Baca Juga: Mirisnya! Tapat di Hari Sumpah Pemuda Ini, KPK Ungkap Para Koruptor Ternyata Masih Banyak Usia Muda

Kronologi Kejadian

Pada Juli 2020, anak Yaidah meninggal. Kemudian ia mengurus akta kematian anaknya tersebut ke Kelurahan Lidah Wetan, Lakarsantri.

Sesampainya di kelurahan, Yaidah disuruh mengurus surat keterangan meninggal ke rumah sakit.

Pada 25 Agustus, seluruh berkas persyaratan untuk pengajuan akta kematian telah diserahkan.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Liga Champions Hari Ini: Juventus vs Barcelona hingga Man United vs RB Leipzig

Kemudian, dari kelurahan, berkas tersebut dikirim ke Dispendukcapil. Namun, rupanya akta kematian tak kunjung datang selama berhari-berhari ditunggu.

Yaidah mengaku sempat bolak-balik menanyakan kepada pihak kelurahan. Pihak kelurahan beralasan data untuk almarhum anaknya belum dapat diakses.

Karena merasa tak mendapat kepastian, ia lantas mendatangi Dispendukcapil Surabaya yang berlokasi di Mal Pelayanan Publik di Siola.

Baca Juga: Juventus vs Barcelona di Liga Champions: Danilo Yakini Bianconeri Berada di Jalur yang Benar

Alih alih mendapat kejelasan, Yaidah malah dibuat bingung antara disuruh balik ke kelurahan dan naik turun dari lantai satu ke lantai tiga.

Ia juga mengaku diperlakukan kurang baik saat berada di Dispendukcapil Surabaya.

Karena kejadian tersebut, Yaidah pun sempat merasa putus asa dan alhasil memutuskan untuk pergi ke Kementerian Perdagangan RI (Kemendagri), Jakarta.

Baca Juga: Jelang Juventus vs Barcelona, Andrea Pirlo Minta La Vecchia Signora Tetap Waspadai Lionel Messi

Pada 22 September, ia berangkat ke Jakarta menggunakan kereta api.

Tiba di Kemendagri, para petugas terkejut karena ada warga dari Surabaya yang mengurus akta kematian sampai ke Jakarta, padahal seharusnya bisa diurus di Surabaya.

Lantaran merasa iba, pihak Kemendagri pun berusaha membantu Yaidah dengan menelepon Dispenduk Surabaya.

Baca Juga: Antisipasi Penyeparan Corona di Libur Panjang, Pemkab Bogor Siapkan Tiga Titik Lokasi Rapid Test

Tak disangka, usai melalui proses panjang, akta kematian anak Yaidah langsung jadi saat itu juga.***

Editor: Amir Faisol

Tags

Terkini

Terpopuler