Soal 'Semoga Sumbar Menjadi Provinsi yang Mendukung Pancasila', Kader PDIP Bentengi Puan Maharani

5 September 2020, 19:17 WIB
Puan Maharani Dihujat, PDIP Rame-rame Belain, Bakal Panjang Urusannya/Instagram/Puan Maharani /

PR BOGOR - 'Semoga Sumbar menjadi provinsi yang mendukung pancasila', begitulah ungkapan yang disampaikan Ketua DPR RI Puan Maharani.

Ungkapan itu kemudian berujuang kontroversi yang dinilai bisa berkepanjangan. Sebagai imbas dari ungkapan itu, PDIP akhirnya berupaya membentuk opini baru dengan menyebut 'Puan Berdarah Minang'.

Puan Maharani juga belum mengklarifikasi maksud dari ungkapan yang disampaikannya hingga akhirnya menimbulkan polemik di publik. Namun, sejumlah kader PDIP berupaya ramai-ramai membela putri Megawati Soekarnoputri tersebut.

Baca Juga: Menyusul Kedekatan Hubungan Rizky Febian dan Anya Geraldine, Sule Dapat Ancaman Pembunuhan Oleh OTK

Adalah Arteria Dahlan, anggota DPR dari Fraksi PDIP ini meyakini Puan Maharani tidak bermaksud menghina orang Sumbar.

"Harusnya orang Minang, menjaga Puan. Beliau aset, sekaligus kebanggaan orang Minang. Harus kita jaga. Kan harusnya orang Minang bangga, khususnya perempuan Minang, punya Ketua DPR pertama kalinya yang perempuan, dan perempuan Minang pula," kata Arteria dalam keterangan resminya, kemarin sebagaimana dilansir dari Wartaekonomi.co.id untuk konten sindikasi Rakyat Merdeka.

Arteria kemudian menjelaskan, darah minang yang dimiliki Puan Maharani. Adalah bapaknya, yakni Taufiq Kiemas memiliki gelar Datuk Basa Batuah dari Kabupaten Tanahdatar, Sumbar.

Baca Juga: Timor Leste: Ada Jembatan Sepanjang 540 Meter Dinamai BJ Habibie, Bentuk Penghormatan Rakyat Timur

Begitu juga ibunya, Megawati. Putri Bung Karno ini juga dianugerahi gelar adat, Puti Reno Nilam.

Arteria lantas mengenang Kiemas. Dia berkata, eks Ketua MPR 2009-2014 itu selalu bangga menyandang status Minang. Pernyataan ini pun sering diucapkan Kiemas dalam berbagai kesempatan.

Dalam urusan politik, Kiemas dan Megawati Soekarnoputri seringkali memasukkan orang Minang di posisi partai, ekskutif, dan legislatif.

Baca Juga: Laut China Selatan: Senjata Bawah Air 'Naga Laut' Milik Tiongkok Terungkap di Tengah Pertikaian AS

Arteri juga mengungkapkan, banyak tokoh asal Minang yang saat ini menjabat di TNI dan Polri berkat bantuan Kiemas.

"Bisa ditanyakan ke Pak Doni Monardo Kepala BNPB, dan Pak Boy Rafly Kepala BNPT, para menteri maupun kepala lembaga, dan lainnya," kata pria yang juga Wakil Ketua Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini.

Oleh karenanya Arteria mengaku sedih, bila Puan Maharani dihujat. Dia meminta warga Minang menahan diri, tidak terpecah akibat pernyataan Puan.

Baca Juga: 3.269 Positif Baru Covid-19 Ditemukan, di Indonesia Kini Total 187.537, 1.639 Dirawat di Wisma Atlet

"Kita harus belajar, bagaimana suku-suku lain mencoba menjaga anggota sukunya satu sama lain, saling melindungi, saling menjaga, dan mengedepankan persatuan untuk kemajuan bersama," imbuhnya.

Pembelaan juga datang dari Ketua DPD PDIP Sumbar, Alex Indra Lukman, Puan Maharani disebutnya tidak bermaksud menyakiti orang Minang.

Kata dia, pernyataan itu tak lebih dari instruksi kepada kader banteng agar memperjuangkan nilai-nilai Pancasila.

Baca Juga: 3.269 Positif Baru Covid-19 Ditemukan, di Indonesia Kini Total 187.537, 1.639 Dirawat di Wisma Atlet

Terlebih, pernyataan itu sebenarnya muncul saat rapat internal. Agenda rapat virtual saat itu mengumumkan pasangan kepala daerah yang akan diusung PDIP pada Pilkada 2020 di Indonesia termasuk di dua kota, 11 kabupaten dan tingkat provinsi di Sumbar.

Mereka merupakan calon gubernur dan wakil gubernur Sumbar beserta calon kepala daerah di Kabupaten Solok, Tanahdatar, dan Pesisir Selatan beserta sejumlah daerah lainnya di Indonesia.

Dengan begitu, Alex meminta masyarakat Sumbar memahami suasana kebatinan rapat internal partai yang digelar secara terbuka itu.

Baca Juga: Indonesia Jelas Kecam Pencetakan Kartun Nabi Muhammad SAW Oleh Media Cetak Prancis, Dinilai Bahaya

“Mbak Puan sebenarnya tengah menugaskan kami, jajaran pengurus PDI Perjungan di Sumatera Barat, untuk mempertahankan nilai-nilai Pancasila, terutama soal musyawarah dan mufakat yang berasal dari kearifan lokal masyarakat Minang," ungkap Alex.

“Ranah Minang adalah bumi Pancasila. Tidak mungkin memisahkan Pancasila dan Minangkabau beserta tokoh-tokohnya terhadap perjalanan bangsa ini,” cetusnya.

Pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, sikap PDIP justru membuat persoalan semakin berlarut-larut.

Baca Juga: Nama Muhammad Jadi Favorit Baru Warga Inggris, Ibrahim Juga Banyak Digunakan Anak Laki-laki di Wales

Menurutnya, keliru jika mengkampanyekan Puan memiliki darah Minang bisa menyelesaikan ini. Seharusnya, jika menganggap dirinya negarawan, Puan lebih baik minta maaf langsung ke orang Minang. Terlebih warga Sumbar terkenal keramahtamahannya.

"Ini bisa berkepanjangan polemiknya. Kan pilkada-nya aja Desember. Pasti digoreng terus sampai pilkada," ulasnya, saat dihubungi Rakyat Merdeka, tadi malam.

Pendiri lembaga survei Kedai Kopi ini menganggap penting persoalan Puan Maharani dan Sumbar. Bukan apa-apa, ada jabatan Ketua DPR yang diemban Puan Maharani.

Baca Juga: V BTS Berbagi Kisah, Dulu Jaman Sekolah Sempat Dirundung Teman Sendiri, Musababnya Lantaran Cemburu

Baginya, persoalan ini merupakan salah satu ujian Puan Maharani sebagai suksesor Megawati sebagai Ketua Umum PDIP.

"Ini kan juga mengangkut siapa yang akan menggantikan Megawati nantinya. Kalo Puan gak cepat selesaikan, bisa saja PDIP justru ke Prananda Prabowo. Kalo masalah beginian saja gak bisa diselesaikan sama Puan. Sudah minta maaf. Orang Ketua DPR, datanglah ke sana, Sumbar," ungkapnya.***

Editor: Amir Faisol

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler