PR BOGOR – Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) telah memutuskan untuk merancang mekanisme pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah pandemi Covid-19.
Kegiatan pembelajaran tatap muka ini rencananya akan dimulai pada Juli 2021.
Namun, Keputusan pembelajaran tatap muka tersebut mendapatkan perhatian dari Profesor Zubairi Djoerban.
Profesor Zubairi Djoerban memberikan tanggapannya melalui cuitan di akun Twitter pribadinya, @ProfesorZubairi.
“Maaf mengatakan ini: banyak anak kehilangan ortu selama pandemi. Di sisi lain, kematian anak karena Covid-19 juga tinggi, plus kluster sekolah bermunculan,” tulis Profesor Zubairi Djoerban sebagaimana dikutip PRBogor.com pada Selasa, 6 April 2021.
Profesor Zubairi juga menegaskan betapa pentingnya memperhatikan poin-poin yang menyebabkan kematian anak karena Covid-19.
Ia juga memperhatiakan soal poin-poin yang menyebabkan kematian orang tua karena Covid-19.
“Rasanya, poin-poin ini perlu diperhatikan saat sekolah mau dibuka, sementara positivity rate kita masih di atas 10 persen,” katanya.
Baca Juga: Rilis Teaser Poster Album Terbaru, AB6IX Segera Comeback dengan Mo Complete: Have a Dream
Baca Juga: Jelang Episode Terakhir! Sinopsis Sisyphus: The Myth Episode 15 Tayang Besok Malam 7 April 2021
Namun di samping itu, Profesor Zubairi Djoerban juga setuju atas keputusan Mendikbud, Nadiem Makarim apabila sekolah dibuka.
“Saya sudah mengatakan hal ini berulang kali dan tidak bisa melarang juga sekolah dibuka lagi,” tulisnya.
Untuk meminimalisasi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, Profesor Zubairi pun berharap agar tetap ada monitoring dan evaluasi atas keputusan pembelajaran tatap muka tersebut.
Sehingga penerapan pembelajaran tatap muka dapat dilaksanakan dengan ketat.
“Saya hanya berharap adanya monitoring dan evaluasi terhadap kebijakan ini.
“Semoga dalam pelaksanaannya mitigasi dan pengawasannya amat ketat. Bismillah,” ujarnya.***