"Aku suspectnya ini anak ada gangguan pencernaan. Ibunya juga mengatakan kalau anaknya punya riwayat sakit maag. Lalu aku kasih obat anti mual ke pasien," imbuhnya.
Akan tetapi, seorang perawat yang memiliki pengalaman serupa, curiga bahwa pasien bukan sakit maag, hingga perawat memberi saran kepada dr. Intan untuk melakukan tes kehamilan melalui pemeriksaan urine. Dr. Intan kaget setelah mendengar saran dari perawat dan khawatir akan menyakiti perasaan orang tua pasien saat melakukan pemeriksaan kehamilan melalui urine.
Kemudian perawat puskesmas itu mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pasien, mulai dari kapan pertama kali pasien menstruasi dan kapan terakhir menstruasi. Berdasarkan hasil wawancara singkat dari perawat, terungkap pasien ternyata sudah mengalami keterlambatan menstruasi.
"Dari kelas 6 SD (pertama menstruasi). Terus ditanya bulan ini udah dapat belum, belum katanya," kata dr. Intan.
Ibunda bocah tersebut mulai terlihat syok setelah mengetahui anaknya telat menstruasi. Kemudian, ayah anak tersebut mengajukan sebuah pertanyaan yang menohok. Ayahnya bertanya kepada pasien tersebut habis berbuat apa. Siapa sangka, setelah mendengar pertanyaan dari ayahnya, pasien tersebut lalu menangis histeris. Pasien tidak menjawab pertanyaan ayahnya dan terus menangis sambil memeluk erat ibunya.
Sambil ditemani perawat dan ibunya didalam kamar mandi, pasien tersebut akhirnya melakukan tes kehamilan menggunakan test pack. Hasilnya sungguh mengejutkan semuanya, karena pasien itu ternyata sudah positif hamil.
"Lalu bapaknya nanya, kamu habis ngapain? Langsung nangis lah dia histeris. Hasilnya positif," imbuh dokter Intan.