Lebih jauh, Ahmad dan seluruh keluarganya sepakat untuk menyelesaikan hal itu secara kekeluargaan.
Mereka yakin jika orang tua itu mengambil handphone karena benar-benar terpaksa, sekedar ingin memenuhi kebutuhan anaknya untuk bisa belajar online.
"Kalau saja si bapak itu punya niat jahat dan benar-benar ingin mencuri, ia tak hanya akan mengambil handphone milik ayah saya saja. Saat itu di meja ada dua buah handphone dan satu buah laptop, tapi yang ia ambil hanya satu buah handphone. Makanya kami memutuskan untuk memaafkannya,'" ujar Ahmad.***(Aep Hendy/Kabar Priangan/PRMN)