Bandung dan Garut Diguncang Gempa Akibat Sesar Garsela, BMKG Imbau agar Waspada dan Tunjukkan Jalur

2 November 2020, 14:24 WIB
Jalur Sesar Garsela menurut Dr. Pepen Supendi BMKG 2018.* /Twitter.com/@DaryonoBMKG/

PR BOGOR - Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut dilanda gempa tektonik dengan magnitudo 4.0 pada Minggu, 1 November 2020 kemarin, yang disebabkan oleh Sesar Garsela.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan, meski rata-rata kekuatannya kecil, bermagnitudo di bawah 5.0, tetapi pergerakan Sesar Garsela dapat berpotensi menyebabkan kerusakan.

Dia juga menjelaskan, struktur Sesar Garsela jalurnya memanjang dari selatan Garut ke selatan Bandung.

Baca Juga: Belum Lolos Seleksi Kartu Prakerja 3 Kali? Segera Simak Cara Berikut Ini Agar Lolos

Aktivitas gempa yang terjadi di zona Sesar Garsela tersebut dominan memiliki mekanisme sumber sesar geser.

"Satu hal yang patut diwaspadai bahwa meskipun magnitudonya kecil, tetapi karena sangat dangkal maka dapat merusak. Banyak kasus gempa kekuatan di bawah 5.0 dan menimbulkan kerusakan," kata Daryono, seperti dikutip dari Twitter, @Daryono, Senin, 2 November 2020.

Menurut BMKG dalam catatannya, tercatat sejak 2008 mengungkap adanya klaster aktivitas kegempaan/seismisitas di zona sesar ini yang mengindikasikan bahwa Sesar Garsela ini merupakan sesar aktif.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 11 Hanya Dibuka Sampai 4 November, Segera Daftarkan Diri Anda

Selain itu, Sesar Garsela merupakan salah satu struktur sesar yang paling aktif di Jawa Barat, sehingga patut diwaspadai. Kewaspadaan terhadap adanya sesar aktif ini dinilai perlu menjadi perhatian semua pihak.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa Pangalengan semalam merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas Sesar Garut Selatan (Garsela).

Episenter gempa tersebut berada di darat pada koordinat 7.20 LS dan 107.60 BT, sekira 21 kilometer arah tenggara Kabupaten Bandung, pada kedalaman lima kilometer.

Baca Juga: Ada Dua Demo yang Terjadi di Istana Merdeka dan Kedubes Prancis, 7.766 Personel Gabungan Dikerahkan

Daryono menjelaskan, Gempa yg berpusat di Sesar Garsela pernah memicu kerusakan, yaitu Gempa Rancaekek dan Nagreg 18 Juli 2017.

Kala itu, gempa juga mengakibatkan rusaknya rumah-rumah warga di Kecamatan Ibun dan Kertasari, hingga kerusakan pada Control Room Kamojang 4 milik Pertamina.

Jika mengamati klaster gempa-gempa yang terjadi di Garut selatan, Daryono mengatakan, maka polanya tampak berarah barat daya–timur laut.

Baca Juga: Fahri Hamzah: Jangan Salahkan Kaum Milenial, Seharusnya Politisi Bisa Jadi Pendidik

Jika ditarik garis lurus yang panjangnya sekitar 42 kilometer, Zona Sesar Garsela terbagi dalam dua segmen, yaitu Segmen Rakutai dan Segmen Kencana yang sama-sama aktif.

Menurut Daryono, hingga saat ini belum diketahui laju pergeseran sesar dan magnitudo tertarget yang dapat dilepaskan oleh Sesar Garsela.

Selain Sesar Garsela, Provinsi Jawa Barat juga mempunyai beberapa sesar aktif yang dapat menghasilkan gempa tektonik.

Baca Juga: Aksi Demo di Kedubes Prancis, Tiga Rute TransJakarta Mengalami Perubahan Sementara

Beberapa sesar aktif tersebut diantaranya Sesar Lembang (Bandung Utara), Sesar Cimandiri (Sukabumi), Sesar Subang (Subang Selatan), dan Sesar Baribis (Pantura).***

Editor: Yuni

Sumber: Twitter @DaryonoBMKG

Tags

Terkini

Terpopuler