Hasil Tes Cepat Terindikasi COVID-19, 51 Pegawai RSUD Kota Bogor Dikarantina

22 April 2020, 19:42 WIB
Ilustrasi COVID-19. /Pixabay.

PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Penularan virus corona di tengah-tengah masyarakat hingga kini masih terus terjadi seiring dengan penambahan jumlah kasus setiap harinya.

Terbaru, sebanyak 51 pegawai RSUD Kota Bogor harus menjalani karantina selama 14 hari dikarenakan berdasarkan hasil tes cepat COVID-19 menunjukkan 51 pegawai tersebut reaktif atau terindikasi COVID-19.

Ilham Chaidir selaku Direktur RSUD Kota Bogor menyatakan, dari 800 tenaga kesehatan yang diperiksa tes cepat, sebanyak 51 pegawai RSUD memang reaktif.

Baca Juga: PBB: Dunia Kemungkinan Dilanda Kelaparan Skala Besar Jika COVID-19 Tidak Cepat Mereda

Sehingga untuk lebih memastikan para pegawai tersebut positif COVID-19 atau tidak perlu dilakukan tes polymerase chain reaction (PCR) melalui tes swab.

“Masih belum bisa dikatakan positif Covid-19, sebelum hasil tes swab-nya keluar. Semoga semua negatif PCR-nya. Namun tetap kami lakukan karantina,” ujar Ilham Chaidir kepada Pikiran-Rakyat.com, Rabu 22 April 2020.

51 pegawai RSUD tersebut bukan hanya dari tenaga medis saja melainkan tenaga penunjang lainnya seperti petugas resepsionis, petugas jaga, dan perawat ICU.

Baca Juga: Belva Devara Mundur dari Stafsus Presiden, Saleh: Belum Tentu Hilangkan Polemik Publik

“Dari analisa tim, kalau hasil swab nantinya positif, analisa paparan bisa terjadi di saat melayani pasien-pasien yang OTG (orang tanpa gejala) di rawat jalan, kamar operasi atau dari luar ketika pulang.

Apalagi di Kota Bogor sudah red zone, jadi banyak ODP dan OTG. Makannya kenapa PSBB sangat penting dilakukan,” tutur Ilham.

Dedie A Rachim selaku Wakil Wali Kota Bogor mengungkapkan sebagai antisipasi pencegahan dan penyebaran virus COVID-19 di Kota Bogor, Pemerintah Kota Bogor untuk sementara menutup layanan rawat inap non COVID-19 sampai keadaan lebih aman.

Sumber artikel dari Pikiran-Rakyat.Com dengan judul "51 Pegawai RSUD Kota Bogor Dikarantina, Layanan Rawat Inap Non COVID-19 Ditutup Sementara"

“Rencananya, RSUD kita fokuskan untuk tangani COVID-19, kita juga mengurangi rawat jalan non COVID-19. Untuk non medis di manajemen RS memang agak berbeda dengan ASN bidang lain, tenaga mereka pasti sangat dibutuhkan di saat ini,” kata Dedie A Rachim.

Dedie menambahkan antisipasi lain yang dilakukan pihaknya saat ini adalah melengkapi Alat Pelindung Diri (APD).

Dedie tak menampik, saat ini kebutuhan APD di Kota Bogor sangat besar sementara stok yang ada hanya mencukupi maksimal dua minggu.

Baca Juga: WHO: Virus Corona Berasal Dari Hewan, Bukan Manipulasi Laboratorium Wuhan

“APD itu barang langka, khususnya yang kualitas medis atau medical grade. Untuk petugas medis RSUD dibutuhkan 112 buah APD perhari, atau 3.500 APD per hari,” ungkap Dedie.

Berkaca pada kejadian tersebut, Pemkot Bogor dirasa perlu untuk menambah jumlah APD yang nantinya diperuntukkan bagi semua pegawai non medis dan penunjang.

Lebih lanjut Dedie menghimbau dan menyarankan masyarakat yang datang berobat ke rumah sakit untuk jujur terkait kondisi medisnya saat berhadapan dengan resepsionis.

Baca Juga: Mutasi Genetik COVID-19 Paling Mematikan Terjadi di Eropa, ini yang Dikhawatirkan Peneliti

“Kasus di Bogor kemungkinan hampir mirip dengan kasus di Jawa Tengah. Pasien tolong sekali lagi jujur kepada petugas resepsionis dan petugas medis. Jangan sampai tenaga kesehatan dan bagian penunjang akhirnya ikut tertular,” ujar Dedie.

Zainal Arifin selaku Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Bogor meminta kepada Pemerintah Kota Bogor terkait ketersediaan APD di rumah sakit harus selalu dipenuhi.

Ia menegaskan rumah sakit merupakan tempat yang paling rentan penularan penyakit termasuk virus corona.

Baca Juga: Penambangan Ilegal Memakan Korban, 4 Bocah Ditemukan Terkubur Dalam Lubang Galian

Zainal juga meminta kepada masyarakat agar selalu jujur terkait kondisi medisnya sehingga petugas medis bisa melakukan tindakan yang cepat dan tepat.

“Sudah terbukti, banyak dokter yang gugur, sekarang ada indikasi tenaga medis terpapar COVID-19, jadi tolong benar-benar di back up itu APD untuk proteksi tenaga medis, karena teman-teman yang kerja di rumah sakit memang rentan terpapar,” tutup Zainal.***

Editor: Miftah Hadi Sopyan

Tags

Terkini

Terpopuler