Klaim Miliki Bukti Baru Terkait COVID-19, Ini Penjelasan Para Peneliti

- 18 Mei 2020, 14:00 WIB
ILUSTRASI penelitian yang dilakukan ahli dalam mengembangkan obat untuk menyembuhkan infeksi virus corona.*
ILUSTRASI penelitian yang dilakukan ahli dalam mengembangkan obat untuk menyembuhkan infeksi virus corona.* /Texintel/

PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Wabah virus corona yang hingga saat ini mewabah di dunia telah memberikan perubahan yang cukup signifikan terhadap kehidupan manusia.

Upaya penelitian untuk menggali sebanyak mungkin informasi terkait virus corona masih terus dilakukan oleh para ilmuwan di dunia.

Baru-baru ini, para peneliti mengklaim memiliki bukti baru yang menunjukkan bahwa virus corona merupakan transmisi dari manusia.

Baca Juga: Buat Gebrakan di Bulan Ramadhan, Wuling Berikan Sejumlah Promo Menarik

Yujia Chan dan Benjamin Deberman, para ahli Biologi dari Broas Institute melakukan penelitian baru bersama Shing Hei Zhan dari University of British Columbia.

Mereka membandingkan sampel genetik dari pasien COVID-19 dengan sampel dari virus corona epidemi SARS 2002-04, yang juga ditularkan oleh kelelawar.

Hasilnya, fakta baru ditemukan bahwa COVID-19 menyerupai SARSCov yang ada pada fase akhir epidemi tahun 2003.

Baca Juga: Jumlah kasus COVID-19 di Indonesia Melonjak, 17 Mei 2020: Pasien Positif Tembus 17.514 Orang

Akan tetapi, adanya kesamaan tersebut justru menimbulkan kecurigaan mereka bahwa SARSCoV ini telah berevolusi saat menyebar ke seluruh dunia.

COVID-19 jurstru tiba dalam bentuk 'sangat menular' yang tampaknya seperti transmisi yang didapat dari manusia.

Peneliti menyebut, COVID-19 yang muncul 'tanpa teman' pada akhir 2019 itu menunjukkan satu pengenalan bentuk virus yang diadaptasi manusia dari sebuah populasi manusia lagi.

Sumber artikel dari cirebon.pikiran-rakyat.com dengan judul "Para Ilmuwan Mengaku Memiliki Bukti Bahwa Virus Corona Muncul Akibat Transmisi dari Manusia"

Hal tersebut menjadi dasar kesimpulan para peneliti bahwa data genetik yang tersedia untuk umum tidak menunjukkan penularan yang dimulai dari pasar basah di Wuhan, Tiongkok.

"Kemungkinan bahwa prekursor non-genetika yang direkayasa yang dapat beradaptasi dengan manusia ini harus dipertimbangkan", tutur mereka.

Selain itu, para ilmuwan juga secara genetik memeriksa empat sampel yang mengandung virus dari pasar hewan juga sampel yang diambil dari seorang pasien di Wuhan pada bulan Desember.

Baca Juga: Menjelang Berakhirnya PSBB, Jumlah Kasus Positif COVID-19 di Kota Bandung Justru Kembali Bertambah

Tetapi saran bahwa virus corona mungkin berasal dari laboratorium juga telah ditentang sebelumnya oleh para ilmuwan, di mana WHO menyebut teori itu spekulatif.

Petugas medis terkemuka yang memimpin tanggapan virus corona AS, Dr. Anthony Fauci menyebut dirinya percaya pada gagasan bahwa virus tidak mungkin dimanipulasi secara sengaja.

Meski begitu, banyak negara di dunia telah memprovokasi kemarahan Beijing dengan menyerukan penyelidikan independen tentang asal-usul virus.

Baca Juga: Akses Kawasan Stadion GBLA Ditutup Polisi Pasca Dijadikan Lokasi Aksi Balapan Liar

Kecaman juga dilontarkan ke pemerintah Tiongkok karena membuka kembali pasar basah yang menjadi dugaan tempat awal pertama kali virus corona menyebar.***

Editor: Miftah Hadi Sopyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah