'Tawon Pembunuh' Jadi Ancaman Baru Amerika Serikat di Tengah Wabah COVID-19

- 6 Mei 2020, 18:26 WIB
Ilustrasi Tawon
Ilustrasi Tawon /Pixabay

PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Belum usai persoalan wabah virus corona yang memberikan dampak luar biasa bagi Amerika Serikat, kini muncul ancaman baru yang tak kalah serius.

Teror 'Tawon Pembunuh' kini menghantui negara adidaya tersebut. Beberapa penelitian menyebut, Lebah raksasa Asia atau yang disebut sebagai 'tawon pembunuh' belum pernah terlihat di Amerika Serikat (AS) sampai Desember 2019 lalu.

Berdasarkan kabar The New York Times, Departemen Pertanian Negara Bagian Washington (WSDA) telah memverifikasi empat penampakan dari tawon di daerah dekat Blaine dan Bellingham, Washington, Amerika Serikat.

Baca Juga: Berikut ini Fakta Sebenarnya Kabar Terkait Presiden Jokowi yang Meminta Maaf Kepada PKI

Seperti diketahui bersama, Tawon Asia memiliki ukuran yang besar serta menyerang dan menghancurkan sarang lebah madu.

Para pejabat AS khawatir apabila populasi Tawon terus menyebar ke seluruh negara bagian akan memberikan dampak serius bagi populasi lebah di Washngton dan AS.

Lebih sendiri sangat berperan khususnya di dalam proses penyerbukan tanaman. Keberadaan Tawon Asia tersebut dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap pertanian.

Baca Juga: Usai Bersitegang dengan Korea Utara, ini Pernyataan yang Disampaikan Pejabat Korea Selatan

Washington State University (WSU) menjelaskan bahwa para pejabat setempat belum dapat memastikan bagaimana cara serangga tersebut bisa muncul di AS.

Akan tetapi, pihaknya mengaku tengah bersiap siap jika tawon kembali muncul, karena serangga ini aktif pada bulan April lalu.

"Pada saat ini, Departemen Pertanian Negara Bagian Washington telah menerapkan kampanye penjangkauan dan penjebak yang agresif," kata koordinato WSDA, Rian Wojahn, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Time.

Sumber artikel dari Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Tak Hanya Ancaman Virus Corona, Amerika Serikat Kini Harus Hadapi Teror Tawon Pembunuh"

Rian menyebut peternak lebah lokal dan agen lainnya bahu-membahu berperan dalam menyebarkan informasi dan menggunakan protokol perangkap.

Namun, dirinya tak dapat memastikan seberapa besar pengaruh adanya Tawon Asia tersebut bagi industri lebah madu AS.

Tawon ini merupakan jenis yang sama invasifnya di Eropa yang akhirnya mengurangi sarang lebih sebesar 30 persen dan menghasilkan madu hingga dua pertiga dari biasanya.

Baca Juga: LAPAN Tanggapi Kaitan 15 Ramadhan 1441 H Dengan Asteroid yang Dekati Bumi Pada Bulan Mei

"WSDA akan menerapkan kampanye pemberantasan agresif musim panas ini," tambahnya.

Sebagai informasi, Tawon raksasa Asia memiliki panjang 1,5 hingga 2 inci atau setara dengan 3-5 centimeter, dengan garis-garis hitam dan kuning diperut mereka dan kepala oranye atau kuning.

Tawon tersebut juga memiliki sengat lebih panjang dibandingkan dengan lebah madu dan lebih beracun.

Baca Juga: Kucing yang 'Gendong' Anaknya ke Rumah Sakit Tuai Komentar Menyentuh dari Netizen

WSU mengatakan serangga ini biasanya tidak menyerang orang atau hewan peliharaan kecuali dalam keadaan terancam.

"Ini adalah lebah yang sangat besar. Ini bahaya kesehatan, dan yang lebih penting, predator signifikan dari lebah madu." tutur ahli entomologi Penyuluhan WSU dan spesialis spesies invasif, Todd Murray.

Saat ini, Program Hama WSDA tengah bekerja menemukan dan menghancurkan tawon sehingga mereka tidak menyebar ke seluruh negara bagian.

Baca Juga: Jumlah kasus COVID-19 Melonjak, 12.438 Orang Dinyatakan Positif

"Jangan mencoba mengeluarkannya sendiri jika Anda melihatnya. Jika kamu melihat mereka, larilah, hubungi kami.

Sangat penting bagi kita untuk mengetahui setiap penampakannya, sehingga kita memiliki harapan untuk memberantasnya," pungkas ahli entomologi WSDA, Chris Looney.***

Editor: Miftah Hadi Sopyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x