Abaikan Aturan Jaga Jarak Fisik, Muslim Afghanistan Tetap Salat Berjamaah Saat Ramadhan

- 5 Mei 2020, 18:47 WIB
ILUSTRASI virus corona.*
ILUSTRASI virus corona.* /MIROSLAVA CHRIENOVA/PIXABAY/

PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Bulan suci Ramadhan tahun ini bisa dibilang berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penyesuaian ibadah di tengah wabah COVID-19 harus diambil pemerintah untuk mencegah penularan semakin meluas.

Akan tetapi, hal tersebut tidak diikuti oleh ribuan warga yang ada di negara Afghanistan. Sebagian besar warganya tetap melaksanakan ibadah salat berjamaah selama Ramadhan.

Hal ini tentu bertentangan dengan aturan mengenai sosial distancing serta berpotensi memunculkan klaster baru penularan COVID-19 khususnya di Afghanistan.

Baca Juga: Seorang Pria Tak Sengaja Temukan Terowongan Berusia 120 Tahun Saat Lockdown COVID-19

Jemaah pengkhotbah radikal Mujib Rahman Ansari berkumpul di lapangan terbuka dekat tempat ziarah Gazer Gah Shari di Herat, kota terbesar ketiga di Afghanistan.

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Daily Star, Senin 4 Mei 2020, jemaah itu dituduh mengabaikan aturan-aturan pemerintah untuk mengekang penyebaran virus corona. Mereka tidak mengenakan masker atau alat pelindung diri lainnya.

Kematian yang diakibatkan oleh virus corona menurut pemimpin jemaah disana dianggap sebagai bentuk kemartiran atau mati syahid.

Baca Juga: Kebijakan PSBB Kota Bandung Resmi Berakhir 5 Mei 2020, Simak Penjelasannya

"Kami tidak peduli dengan virus corona. Kami percaya Tuhanlah yang menciptakan virus itu," tuturnya.

"Saya pikir itu hanya ciptaan Tuhan, sama seperti kita. Itu adalah kehendak Tuhan untuk menciptakan virus seperti itu," tambah dia.

Juru bicara gubernur provinsi Herat, Jailani Farhad menyatakan "Kami meminta warga mengikuti aturan, tetapi mereka tidak menggubrisnya, bahkan para pengkhotbah agama tidak mematuhi hal ini," ucap Farhad.

Sumber artikel dari bekasi.pikiran-rakyat.com dengan judul "Ribuan Muslim Afghanistan Abaikan Lockdown, Sebut Mati Karna Corona Sebagai Syahid"

Seperti diketahui bersama, semenjak virus corona merebak di dunia umat muslim kini terpaksa tidak menggelar salat berjemaah di tempat-tempat suci termasuk di Masjidil Haram dan Masjid Al-Aqsa.

Bahkan, Mekkah harus ditutup sementara pada Maret setelah ribuan orang terinfeksi virus corona di Timur Tengah.

Imam dan direktur Masjid Al-Aqsa, Syekh Omar Al-Kiswami mengungkapkan "Hati kita disiksa karena rasa sakit di bulan suci Ramadhan."

Baca Juga: Sadar Ada yang Lebih Membutuhkan, Tariah Berikan Sembako dari Mensos Kepada Tetangganya

"Ini adalah momen yang sangat menyedihkan dalam sejarah Islam," pungkas Kiswami.***

Editor: Miftah Hadi Sopyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x