PR BOGOR – Mata uang Lira, Negara Turki melemah 1,6 persen ke titik terendah terhadap dolar di awal perdagangan Asia setelah Presiden Tayyip Erdogan mengatakan dia telah memerintahkan pengusiran duta besar Amerika Serikat dan sembilan negara Barat lainnya.
Mata uang Lira, Turki telah mencapai rekor terendah pekan lalu setelah bank sentral Turki (CBRT) memangkas suku bunga kebijakannya sebesar 200 basis poin, meskipun inflasi meningkat, dalam langkah mengejutkan yang dipandang sebagai tindakan yang sembrono oleh para ekonom dan anggota parlemen oposisi.
Lira Mata uang Negara Turki mencapai titik terendah sepanjang masa di 9,75 pada 1840 GMT pada hari Minggu, melemah dari penutupan Jumat di 9,5950 (Rp13.992).
Dua bankir mengaitkan kelemahan awal dikarenakan adanya komentar yang dilontarkan Presiden Erdogan pada hari Sabtu.
Baca Juga: Simak, Cara Memperbaiki Tombol Kunci Laptop yang Rusak
Hal ini telah membuat mata uang turun hampir 24 persen sepanjang tahun ini.
"Saya khawatir ... untuk pasar keuangan Turki pada hari Senin. Lira pasti akan berada di bawah tekanan jual yang ekstrim," ujar pengamat pasar negara berkembang veteran Tim Ash di BlueBay dikutip PikiranRakyat-Bogor.com dari reuters.com 25 Oktober 2021.
"Dan kita semua tahu bahwa (Gubernur Bank Sentral Sahap) Kavcioglu tidak memiliki mandat untuk menaikkan suku bunga, jadi satu-satunya pertahanan adalah membelanjakan cadangan devisa yang tidak dimiliki CBRT," ujarnya menambahkan.
Presiden Erdogan mengatakan pada hari Sabtu bahwa dia telah menyampaikan kepada kementerian luar negerinya untuk mengusir utusan 10 negara, karena menuntut pembebasan pengusaha dan dermawan Osman Kavala, yang telah ditahan di penjara selama empat tahun tanpa dihukum.