PR BOGOR – Korea Utara menyebut seruan deklarasi damai perang Korea, premature atau masih terlalu dini.
Pernyataan itu disampaikan Korea Utara menyikapi seruan yang datang Korea Selatan.
Menurut mereka, deklarasi berakhirnya perang Korea masih prematur, mengingat belum adanya jaminan dari kebijakan Amerika Serikat yang masih menaruh ‘permusuhan’ dengan negara pimpinan Kim Jong Un itu.
Wakil menteri luar negeri DPRK Ri Thae Song, seperti dilaporkan media pemerintah Korea Selatan KCNA, mengatakan AS harus menarik 'kebijakan bermusuhan' untuk membangun perdamaian di Semenanjung Korea.
Baca Juga: Bagaimana Cara Membuat Kartu Keluarga Jika Anggota Keluarga Bertambah atau Berkurang
Sebab, menurutnya, perjanjian damai yang secara resmi mengakhiri perang Korea akan menjadi "prematur" dan hanya memperburuk ketegangan di Semenanjung Korea.
“Situasi sebenarnya membuktikan bahwa adopsi deklarasi penghentian perang adalah sesuatu yang prematur,” kata Ri seperti dikutip PikiranRakyat-Bogor.com dari NK News, Jumat 24 September 2021.
Ri menyebut kemungkinan perjanjian damai tersbeut disalahgunakan untuk menutupi kebijakan bermusuhan AS.
“Tidak ada yang akan berubah selama keadaan politik di sekitar DPRK tetap tidak berubah dan kebijakan permusuhan AS tidak berubah,” kata dia seraya mengatakan seruan hingga ratusan kalipun tidak akan membawa perubahan apapun.