China Marah Besar Usai AS Berlakukan Pembatasan Visa, Diduga karena Langgar HAM Etnis Minoritas

- 24 Desember 2020, 09:40 WIB
Ilustrasi hubungan China dan Amerika Serikat.
Ilustrasi hubungan China dan Amerika Serikat. /Pixabay/

Hubungan AS-China ditengarai jatuh ke level terburuknya dalam beberapa dekade ketika dua ekonomi teratas dunia itu kerap memperdebatkan masalah mulai dari wabah virus corona, undang-undang keamanan nasional Beijing untuk Hong Kong, perdagangan hingga aktivitas spionase.

Pada Jumat pekan lalu, 18 Desember 2020, Washington menambahkan lusinan perusahaan China, termasuk pembuat chip Semiconductor Manufacturing International Corp dan produsen drone SZ DJI Technology Co Ltd ke daftar hitam perdagangan AS.

Selain itu, kepala Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) AS Chad Wolf pada Senin 21 Desember 2020 mengatakan pihaknya sedang melihat pembatasan lebih lanjut di China, yang dia sebut sebagai ancaman yang terus meningkat bagi AS.

Wolf mengatakan kepada lembaga think tank Heritage Foundation, kebijakan ini termasuk pembatasan visa yang lebih ketat pada anggota Partai Komunis China dan larangan yang lebih luas atas barang-barang yang dibuat dengan kerja paksa.

Dia mengatakan DHS juga mengkaji aktivitas pembuat televisi China TCL Electronics Holdings.

Wolf menuturkan Departemen Luar Negeri bulan ini telah mengurangi validitas visa AS bagi anggota Partai Komunis yang berkuasa di China menjadi satu bulan.

"Kami bekerja dengan negara untuk mempertimbangkan pembatasan lebih lanjut tentang masa berlaku visa bagi anggota PKT," katanya.***PR Bekasi/Rinrin Rindawati

 

Halaman:

Editor: Rizki Laelani

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah