Melihat Keluarga 'Pahlawan' dalam Kecelakaan Kereta Api Pakistan

9 Juni 2021, 18:20 WIB
Ilustrasi kereta: Kecelakaan kereta api di Pakistan yang menewaskan setidaknya 63 orang menarik perhatian keluarga Nawaz yang terbangun dari tidur. /PIXABAY/Simon

PR BOGOR - Satu keluarga sontak bangun saat mendengar suara benturan yang sangat keras.

Sebuah kereta api express meluncur melewati lahan pertanian dan menabrak kereta api yang beberapa menit sebelumnya sudah anjlok di rel sebelahnya.

"Suara tabrakan itu sangat keras sehingga kami terbangun dengan panik," kata Ali Nawaz seperti dilansir bogor.pikiran-rakyat.com dari AFP News Agency, Rabu, 9 Juni 2021.

Baca Juga: Hyeri Girl's Day Donasi Rp640 Juta untuk UNICEF Korea dalam Rangka Merayakan Hari Ulang Tahunnya

"Ketika kami keluar dari rumah, kami melihat kereta berhenti, ketika kami semakin dekat ke tempat kejadian, kami mendengar orang-orang meminta tolong," kata dia lagi.

Menurut pejabat setempat, sekurangnya 63 orang sudah dilaporkan tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.

Hal ini diperparah dengan kurang bagusnya jaringan seluler di wilayah tersebut. Membutuhkan waktu beberapa jam, sebelum bantuan layanan darurat mencapai lokasi.

Baca Juga: Menghina Presiden hingga DPR Bisa Terancam Hukuman Penjara dalam RKUHP, Begini Penjelasan Yasonna Laoly

Keluarga Nawaz yang berjumlah sekitar 12 orang dan tinggal hanya sekitar 500 meter dari lokasi kejadian bergegas membantu para korban.

Mereka berkejaran dengan waktu, mengecek penumpang yang terluka paling parah dan segera membawa ke rumah sakit dengan traktor yang mereka miliki.

Sementara para wanitanya memberikan air untuk penumpang yang terluka.

Baca Juga: Sambut Perilisan BTS Meal dan BTS Festa 2021, ARMY Indonesia Bikin Proyek Traktir Driver Ojol

Penumpang pertama, seorang ibu yang dibawa dengan traktor yang dikendarai oleh sepupu Nawaz ke rumah sakit, meninggal di kursi belakang ketika dalam perjalanan.

"Mereka secara estafet membawakan air ke titik tengah dan dari situ para lelaki akan membawakannya kepada penumpang," kata pria yang berusia 63 tahun tersebut.

Ratusan penumpang selamat yang baru saja sadar tentang hebatnya kecelakaan dari kereta yang mereka tumpangi, segera bergabung dengan penduduk desa.

Baca Juga: Daftar Pembagian 6 Grup Euro 2020, Grup F Menjadi Grup 'Neraka'

Mereka mencari korban yang selamat dan berusaha membebaskan korban yang terjepit di antara reruntuhan.

"Saya terus bekerja siang dan malam memasak makanan, roti dan teh. Sementara suami saya dan anggota keluarga laki-laki lainnya memberikan makanan tersebut kepada para korban dan petugas penyelamat," kata Habiba Mai, salah satu dari dua istri Nawaz.

Seorang petugas yang tidak mau disebutkan namanya, menghadiahi keluarga tersebut dengan uang sejumlah 50.000 rupee karena membantu upaya penyelamatan.

Baca Juga: Serba-serbi BTS Meal di Indonesia: Gerai McDonald's Kebanjiran Order hingga Sebagian Dipaksa Tutup

"Dia seorang pahlawan," kata Muneer Ahmed, saudara ipar Mai.

"Jari-jari saya hampir terbakar karena duduk di depan kompor siang dan malam," kata Mai sambil tersenyum.

"Kami melakukan yang terbaik yang kami bisa,” kata dia.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: AFP News

Tags

Terkini

Terpopuler