Apakah Terapi Plasma Konvalesen Berbahaya bagi Pasien Covid-19? Simak Penjelasan Dokter Adam Prabata

- 11 September 2021, 19:20 WIB
Ilustrasi terapi plasma konvalesen bagi pasien Covid-19.
Ilustrasi terapi plasma konvalesen bagi pasien Covid-19. /PIXABAY

PR BOGOR – Salah satu pengobatan yang cukup sering dicari untuk pasien Covid-19 adalah terapi plasma konvalesen.

Terapi plasma konvalesen itu sendiri adalah pemberian plasma darah kepada pasien Covid-19.

Tindakan donor atau sumbangan plasma konvalesen ini diberikan oleh pasien yang telah sembuh dari Covid-19 atau yang biasa dikenal dengan penyintas.

Baca Juga: Tokyo Revengers Episode 23: Jadwal Rilis, Spoiler, dan Link Nonton Sub Indo

Di dalam plasma darah, terdapat antibodi yang muncul sebagai respon tubuh ketika terinfeksi suatu virus atau bakteri, termasuk virus Corona.

Dilansir dari PikiranRakyat-Bogor.com dari akun Instagram @adamprabata pada Sabtu, 11 September 2021, Dokter Adam Prabata menyampaikan bahwa baru-baru ini muncul penelitian yang menyatakan terapi plasma konvalesen berpotensi berbahaya bagi pasien Covid-19.

Dokter Adam Prabata kemudian menjelaskan seperti apa potensi berbahaya plasma konvalesen bila diberikan untuk pasien Covid-19 tersebut.

Baca Juga: Live Streaming NCT Life In Gapyeong Episode 1, NCTZen Saksikan Keseruan Para Member

Peningkatan risiko ‘kejadian yang tidak diharapkan’ pada pasien Covid-19 akibat plasma konvalesen terbukti lebih meningkat.

Angka ‘kejadian yang tidak diharapkan’ dalam kategori berat, peningkatan risikonya sebesar 1,19 kali.

Sedangkan angka ‘kejadian yang tidak diharapkan’ dalam kategori mengancam nyawa peningkatan risikonya sebesar 1,27 kali.

Kejadian tidak diharapkan yang sering terjadi adalah penurunan kadar oksigen darah dan gagal napas.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Scorpio Besok Minggu, 12 September 2021: dari Percintaan, Karier hingga Keuangan

Pasien Covid-19 yang mendapat plasma konvalesen mengalami komplikasi karena transfusi, mengalami keadaan sebanyak 2,1 persen sesak napas dan 0,8 persen kelebihan cairan.

Plasma konvalesen sendiri disebutkan tidak menurunkan angka kematian dan penggunaan alat bantu nafas.

Disebutkan pula presentase kematian dan penggunaan alat bantu napas pada pasien Covid-19 yang mendapat plasma konvalesen adalah sebesar 32,4 persen.

Sedangkan presentase kematian dan penggunaan alat bantu napas pada pasien Covid-19 yang tidak mendapat plasma konvalesen adalah sebesar 28,0 persen.

Baca Juga: Sinopsis dan Jadwal Tayang Little Mom Diperankan oleh Natasha Wilona dan Al Ghazali

Perlu diperhatikan, dalam penelitian yang disebutkan oleh dokter Adam Prabata tersebut, terapi plasma konvalesen yang diberikan kepada pasien Covid-19 adalah dengan kriteria sebagai berikut:

1. Rata-rata 8 hari (maksimal 12 hari) sejak gejala pernapasan muncul

2. Menjalankan rawat inap di RS

3. Pasien yang membutuhkan oksigen.

Pada pasien dengan krteria tersebut, potensi ‘kejadian tidak diinginkan’ kategori berbahaya berkurang seiring dengan meningkatnya titer antibodi.

Pada akhir penjelasannya, dokter Adam Prabata kemudian menyimpulkan, terapi plasma konvalesen untuk pasien Covid-19 berpotensi berbahaya karena dapat meningkatkan ‘kejadian yang tidak diharapkan’ mulai dari kategori berat hingga mengancam nyawa.

Baca Juga: Link Nonton Anime Tokyo Revengers Episode 23 Sub Indo, SPOILER: Dampak Kematian Baji

Potensi berbahaya tersebut diduga terjadi pada pemberian terapi plasma konvalesen pada situasi tertentu, seperti;

1. Rata-rata 8 hari (maksimal 12 hari) sejak gejala pernapasan muncul

2. Sudah mendapat terapi oksigen

Penjelasan dokter Adam Prabata tersebut mendapat tanggapan netizen karena beberapa pengalaman keluarga mereka yang merupakan pasien Covid-19 dan mendapatkan donor plasma darah justru berangsur sembuh.

Meski demikian ada juga yang menyambut baik penjelasan dari dokter Adam Prabata dan menunggu penjelasan lebih lanjut dari hasil penelitian tersebut.***

Editor: Bayu Nurullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah