'Keluarga Jenazah Covid-19 Dilarang Jenguk dan Fotografer Boleh Motret', Anji: Bukan Pernyataan Saya

- 20 Juli 2020, 09:50 WIB
Anji saat bersama Ariel Noah berbincang tentang isu Musisi Cover.*/Instagram/@duniamanji
Anji saat bersama Ariel Noah berbincang tentang isu Musisi Cover.*/Instagram/@duniamanji /

PR BOGOR - Muisi Anjimanji mengklarifikasi pendapatnya yang belum lama ini mengomentari karya foto jurnalistik tentang jenazah korban Covid-19 di akun pribadi instagramnya.

Klarifikasi Anji ditulis melalui akun twitternya menyusul namanya yang sempat puncaki trending di media jejaring sosial itu, berkenaan dengan opininya yang dinilai tidak berimbang.

Anji sebelumnya menyinggung soal keluarga korban Covid-19 yang dilarang menemuinya, sementara di sisi lain seorang fotografer boleh memotret sosok jenazah tersebut, seperti pewarta foto Joshua Irwandi yang kemudian karyanya menjadi viral.

Baca Juga: Dinilai Hakimi Sepihak Karya Jurnalistik, Pewarta Foto Kutuk Opini Anji yang Disebut Tak Berimbang

Melalui akun twitternya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bogor.com, Anji menyebut pernyataa itu bukan lah berangkat dari dirinya sendiri melainkan banyak juga orang lain yang berpendapat serupa.

Anji mengklaim hanya menyuarakan opini banyak orang prihal viralnya foto karya Joshua Irwandi tersebut.

"Pertanyaan tentang ‘Kenapa keluarga orang yang meninggal karena Covid-19 tidak boleh menjenguk, sementara seorang Fotografer boleh’, bukanlah pertanyaan saya sendiri. Tapi banyak orang. Hanya saja, saya menyuarakannya," tulis Anji di akun twitternya @duniamanji.

Baca Juga: Bertemu Jokowi di Istana, Dana Rp138 Miliar Mengalir ke Solo, Achmad Purnomo: Bukan untuk Pribadi

Mengenai etika jurnalistik dalam memerankan profesinya, Anji mengaku mendapatkan banyak penjelasan dalam forum yang melibatkan banyak fotografer besar, termasuk ada Joshua Irwandi.

"Tentang etika jurnalistik beserta aturan-aturannya. Saya mendapat penjelasan dari beberapa Fotografer, juga dalam forum yang membahas foto Joshua Irwandi, malam tadi. Ada Joshua juga di dalam forum itu. Well, saya jadi belajar tentang hal itu," imbuhnya.

 

Anji kemudian memberikan catatan, dirinya tidak pernah berniatan mendiskreditkan profesi forografer, termasuk karya Joshua Irwandi.

"Sebagai catatan tambahan, saya tidak (pernah) mendiskreditkan profesi Fotografer, juga foto Joshua. Dalam caption di IG, saya menyuarakan hal-hal yang menurut saya janggal. Jika terjadi kesalahan asumsi dalam memahami kalimat saya, saya minta maaf," tulis dia lagi.

Baca Juga: RM-Jungkook BTS hingga Heechul Super Junior Lantang Suarakan Hak LGBT, Warga Korea Jadi Open Minded

Anji belum lama ini mengunggah foto di akun pribadi instagramnya, foto yang mengambarkan jenazah yang terbungkus rapi.

Foto korban jenazah Covid-19 karya jurnalis  Joshua Irwandi.*/Insatgram/@Foto profil joshirwandi joshirwandi
Foto korban jenazah Covid-19 karya jurnalis Joshua Irwandi.*/Insatgram/@Foto profil joshirwandi joshirwandi

Jenazah itu merupakan korban pandemi Covid-19 yang siap dikuburkan setelah semua protokol kesehatan dijalani, bahkan sudah dibungkus dengan alat pelindung diri agar memperkecil penularan.

Foto yang diunggah Anji merupakan hasil tangkapan layar dari akun instagram bernama Joshiwandi. Bukan hanya mengunggah, Anji pun mencoba menjelaskan beberapa kejanggalan-kejanggalan di balik foto tersebut.

Baca Juga: Video Musiknya Kisahkan Kebersamaan BCL Bersama Ashraf, Berikut Lirik Lagu 12 Tahun Terindah

Menurutnya, foto itu semakin menarik lantaran diambil fotografer, sementara dalam kasus kematian jenazah korban Covid-19, keluarga tidak bisa menemuinya.

Namun dalam kasus ini, fotografer dengan bebas mengambil foto itu.

"Dalam kasus kematian (yang katanya) korban Covid-19, keluarga saja tidak boleh menemui. Ini seorang Fotografer, malah boleh," imbuhnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

• Foto ini terlihat powerful ya. Jenazah korban cvd. Tapi ada beberapa kejanggalan. 1. Tiba-tiba secara berbarengan foto ini diunggah oleh banyak akun-akun ber-follower besar, dengan caption seragam. Sebagai orang yang familiar dengan dunia digital, buat saya ini sangat tertata. Seperti ada KOL (Key Opinion Leader) lalu banyak akun berpengaruh menyebarkannya. Polanya mirip. Anak Agency atau influencer/buzzer pasti mengerti. 2. Dalam kasus kematian (yang katanya) korban cvd, keluarga saja tidak boleh menemui. Ini seorang Fotografer, malah boleh. Kalau kamu merasa ini tidak aneh, artinya mungkin saya yang aneh. Saya percaya cvd itu ada. Tapi saya tidak percaya bahwa cvd semengerikan itu. Yang mengerikan adalah hancurnya hajat hidup masyarakat kecil. EDIT : saya menulis cvd karena malas menulis covid

A post shared by Anji MANJI (@duniamanji) on

 

Baca Juga: 'Yang Fana Adalah Waktu', Sapardi Djoko Damono Karyamu Abadi! Berikut 3 Rangkuman Puisinya

Menurutnya, fonomena ini seharunya menjadi aneh, utamanya bagi dirinya. Namun kalau masyarakat tidak merasa aneh, berarti dirinya yang merasa aneh dengan foto tersebut.

"Kalau kamu merasa ini tidak aneh, artinya mungkin saya yang aneh," ujar dia.***

 

Editor: Amir Faisol


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah