Hoaks atau Fakta: Vaksin Sinovac Dikatakan Tidak Manjur, China Pindah ke Pfizer dan Moderna

19 Oktober 2021, 11:00 WIB
Ilustrasi vaksin /WiR_Pixs

PR BOGOR – Sebuah pesan berantai di Media Sosial WhatsApp tengah marak beredar.

Hal ini terkait informasi yang berisikan tentang Negara China yang diklaim tidak lagi menggunakan vaksin Sinovac dikarenakan kurang manjur, sehingga beralih menggunakan vaksin Pfizer.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-Bogor.com dari turnbackhoax.id, menyatakan berita tersebut adalah hoaks.

Baca Juga: Spoiler dan Link Nonton High Class Episode 13, Yeo Wool Menyaksikan Sendiri Suaminya Masih Hidup

Berikut narasi teks pesan:

“BREAKING NEWS!! CHINA AKUI VAKSIN SINOVAC BUATANNYA TIDAK MANJUR, lah terus.., pembuatannya saja mengakui vaksin Sinovac buatannya kurang manjur.., tapi Indonesia malah memborongnya?. China akan beralih ke vaksin Pfizer dan Moderna. Keputusan China yang tidak lagi menggunakan vaksin Sinovac buatannya dan akan sepenuhnya beralih menggunakan vaksin Pfizer dan Moderna ini membuat dunia geger. Kasus Covid-19 melonjak.., efektivitas vaksin Sinovac kembali dipertanyakan. Singapura tidak akui Sinovac. Singapura ragukan vaksin Sinovac.., kasus di Indonesia jadi rujukan,”

Teks narasi di atas merupakan pesan yang sudah beredar di WhatsApp dan menimbulkan kekhawatiran pada masyarakat.

Namun setelah dilakukan penelusuran, diketahui bahwa informasi tersebut tidak benar.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Virgo Besok Rabu, 20 Oktober 2021: Mulai dari Karir, Asmara hingga Kesehatan

Hal itu dibantah oleh konselor bidang Sains dan Teknologi Kedutaan Besar Tiongkok di Jakarta.

Yi Fang mengatakan, negaranya masih konsisten mementingkan keamanan dan efektifitas vaksin.

Hingga kini pun Tiongkok masih menggunakan vaksin CoronaVac yang dibuat oleh Sinovac dan vaksin Sinopharm.

Selain itu organisasi kesehatan dunia (WHO) jugs telah menyetujui penggunaan Sinovac.

Baca Juga: Kuasa Hukum Korban CPNS Olivia Nathalia Temukan Pertambahan Korban Penipuan

karena hal itu, informasi yang beredar di WhatsApp terkait china yang tidak lagi menggunakan vaksin Sinovac tersebut adalah hoaks atau tidak benar dan termasuk dalam kategori konten menyesatkan.

Hasil penelitian tersebut didapat dari hasil pemeriksaan Fakta Fachrunisa dari Universitas Muhammadiyah Luwuk Sulawesi Tengah.

Maka dari itu kita harus hari-hati dalam menyaring informasi yang diterima dan yang akan dibagikan.

Jika perlu cek dulu kebenarannya, apakan berita atau informasi ini benar adanya atau tidak.

Baca Juga: Spoiler dan Link Nonton Lovers Of The Red Sky Eps 14, Berhasilkah Ha Ram dan Chun Gi Selamat?

Jangan hanya membagikan tanpa mengetahui kebenarannya terlebih dahulu.

Bisa jadi jika suatu informasi ternyata tidak benar adanya, maka itu sudah dimasukkan dalam kategori pesan yang menyesatkan.

Menurut yang tertulis pada website indonesiabaik.id bahwa penyebar hoaks akan mendapatkan ancaman hukuman pasal 28 ayat 1 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang menyatakan “Setiap orang dengan sengaja, dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik dapat diancam pidana berdasarkan pasal 45A ayat (1) UU 19/2016, yaitu pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan atau denda paling banyak Rp. 1 miliar,”

Sangat berat bukan hukumannya? Maka dari itu berhati-hatilah dalam membagikan informasi kepada khalayak umum.***

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Sumber: Turnback Hoax

Tags

Terkini

Terpopuler