PEMBRITA BOGOR - Beredar kabar tentang pembayaran subkontraktor proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang mengaku belum dibayar oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Pasalnya terdapat keluhan berupa surat para subkontraktor yang belum mendapat pembayaran dari pemerintah. Kabar ini jadi viral dan mendapat perhatian ramai di media sosial.
Proyek kerja sama Pemerintah Indonesia dan China ini rencananya bakal diresmikan tahun 2023. Proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) telah menelan biaya sekitar Rp114.24 triliun. Namun, di balik ambisi besar pemerintah, terdapat kisah miris yang dialami oleh para pekerja subkontraktor KCJB.
Sejumlah subkontraktor yang tergabung dalam Ikatan Sub Kontraktor KCJB mengaku belum mendapat pembayaran dari pemerintah.
Dalam surat yang beredar di media sosial, sebanyak dua belas nama yang mengaku bagian dari subkontraktor mengeluhkan aset dan rumah mereka telah disita oleh pihak bank.
Subkontraktor Kereta Cepat JKT-BDG Ngaku Belum Dibayar, KCIC Buka Suara
Dengan kondisi itu, para subkontraktor tengah mengalami permasalahan mulai dari penyitaan rumah hingga tidak mampu membayar pendidikan anak-anaknya. Mereka menyebut, penyitaan ini disebabkan karena tak sanggup membayarkan kredit modal untuk pembangunan KCJB.
Halo Sobat #KACepat. Melalui Tweet ini, PT KCIC ingin menyampaikan beberapa hal terkait beredarnya informasi mengenai belum dilakukannya pembayaran kepada sub kontraktor proyek relokasi fasos fasum.— Kereta Api Cepat (@KeretaCepatID) August 4, 2023
"Dampak yang sangat dirasakan oleh pihak subkontraktor dengan adanya permasalahan pembayaran ini sangat besar, karena selain melibatkan personal perusahaan secara langsung, juga melibatkan para investor dan vendor yang tentunya melakukan penekanan luar biasa kepada para subkon," tulis Ikatan Subkontraktor dan subkonsultan KCJB dalam surat yang beredar, dikutip bogor.pikiran-rakyat.com pada Kamis, 10 Agustus 2023.