Swalayan Indogrosir di Sleman Jadi Klaster Baru COVID-19, Riris: Skalanya Kemungkinan Luas!

- 10 Mei 2020, 14:15 WIB
Swalayan Indogrosir di Jalan Magelang Kecamatan Mlati, Sleman, tutup sementara sejak Selasa (5/5/2020) terkait temuan karyawan yang positif COVID-19 dan reaktif COVID-19.*
Swalayan Indogrosir di Jalan Magelang Kecamatan Mlati, Sleman, tutup sementara sejak Selasa (5/5/2020) terkait temuan karyawan yang positif COVID-19 dan reaktif COVID-19.* / /Antara/Victorianus Sat Pranyoto//Antara/Victorianus Sat Pranyoto

PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Penularan virus corona di Indonesia setiap harinya masih terus terjadi di tengah-tengah masyarakat sehingga jumlahnya terus mengalami penambahan.

Terbaru, Swalayan Indogrosir di Jalan Magelang, kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, didentifikasi sebagai klaster baru penularan COVID-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Klaster Indogrosir tersebut merupakan cikal bakal mulai meluasnya penularan COVID-19 terhadap komunitas dalam skala besar. Hal tersebut diungkapkan Tim Perencanaan Data dan Analisis Gugus Tugas COVID-19 Daerah Istimewa Yogyakarta.

Baca Juga: NASA Siapkan Misi Ke Planet Mars, Ilmuwan Berikan Peringatan akan Hal ini

"Klaster Indogrosir menunjukkan akan mulainya perluasan penularan komunitas skala luas," ucap Anggota Tim Perencanaan Data dan Analisis Gugus Tugas COVID-19 DIY, dr Riris Andono saat jumpa pers di Gedung BPBD DIY, kemarin.

Sebelumnya, Pemda DIY mengungkapkan sudah ada 3 klaster besar penularan COVID-19 di wilayahnya yakni klaster Jamaah Tabligh di Gunung Kidul, klaster Jamaah Tabligh di Sleman, dan klaster Jemaat Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) di Kota Yogyakarta.

Lebih lanjut Riris menyebut bahwa Klaster Indogrosir berpotensi menjadi titik penularan COVID-19 berskala luas dikarenakan para pekerja di pusat perbelanjaan tersebut tak hanya berdomisili di wilayah Sleman tapi juga berasal dari wilayah lainnya.

Baca Juga: Pembukaan Moda Transportasi Menuai Kritik dari Berbagai Pihak, Simak Penjelasannya

"Pengunjungnya juga bukan hanya dari Sleman tapi dari kabupaten lain," ucap epidemiolog UGM ini pula.

Sehingga, strategi untuk memetakan paparan COVID-19 kasus Indogrosir tak hanya sekadar dengan melacak kontak erat tetapi dilakukan dengan melakukan penapisan (screening) secara massal dengan tes cepat (rapid test).

Diketahui sebelumnya bahwa klaster Indogrosir dimulai dari satu kasus terkonfirmasi positif. Setelah dilakukan investigasi pelacakan kontak erat, ada 10 orang yang kemudian diminta melakukan rapid test dan lima di antaranya memiliki hasil reaktif.

Sumber artikel dari Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Penularan COVID-19 Skala Besar Dimulai, Swalayan Indogrosir di Sleman Yogyakarta Jadi Klaster Baru"

Tes cepat secara massal terhadap 338 karyawan Indogrosir langsung diberlakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. Hasilnya, 57 orang di antaranya dinyatakan reaktif atau memiliki atau positivity rate 16,8 persen.

Langkah yang perlu dilakukan selanjutnya adalah dengan meminta masyarakat yang pernah berkunjung ke Indogrosir antara 25 April hingga 4 Mei 2020 untuk melakukan uji cepat.

"Saya rasa perlu ditegaskan juga bahwa COVID-19 ini penularannya masih melalui droplet atau kontak erat. Jadi tidak semua orang yang datang ke Indogrosir akan terpapar secara sama," ucap dia.

Baca Juga: Simak Fakta Sebenarnya Kabar Terkait Ma'ruf Amin yang Tak Tepati Janji Pilpres

Berty Murtiningsih selaku Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan COVID-19 mengatakan orang dalam pemantauan (ODP) di DIY hingga Jumat (8/5) mencapai 5.272 orang.

Kemudian, untuk pasien dalam pengawasan (PDP) yang sudah diperiksa terkait dengan COVID-19 (dengan swab) total sudah mencapai 1.049 orang.

Dari jumlah PDP tersebut, 782 orang dinyatakan negatif corona, 143 orang positif di mana 59 orang di antaranya sembuh dan tujuh meninggal, sedangkan yang masih menunggu hasil 124 orang dengan 12 di antaranya telah meninggal.***

Editor: Miftah Hadi Sopyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x