Kasus pesawat jatuh itu karena gagalnya sensor yang salah membaca data sehingga memaksa pesawat untuk jatuh berulang kali.
Sistem ini tidak disebutkan dalam manual book pilot sehingga sangat dimungkinkan pilot tidak mengetahu akan pengoperasian sistem tersebut.
Baca Juga: Sinopsis Film Horror ‘The Black Phone’ Akan Tayang Tahun 2022
"Dalam upaya untuk menghemat uang Boeing, Forkner diduga menyembunyikan informasi penting dari regulator," kata Penjabat Jaksa AS Chad E. Meacham dari Distrik Utara Texas.
“Pilihann yang tidak punya perasaan untuk menyesatkan FAA, menghambat kemampuan untuk melindungi penerbangan publik dan membuat pilot dalam kesulitan, kekurangan informasi tentang kontrol penerbangan 737 MAX. Departemen Kehakiman tidak akan mentolerir penipuan terutama di industri di mana taruhannya begitu besar," ujarnya menambahkan.
Beredar kabar pesan secara private yang muncul pada Oktober 2019 antara Forkner dan pilot Boeing lainnya tampak menunjukkan bahwa perusahaan tahu tentang masalah dengan MCAS pada 2016, dua tahun sebelum kecelakaan.
Dokumen yang dirilis oleh Komite Transportasi menunjukan jika Forkner mengatakan kepada pejabat FAA bahwa sistem MCAS aman meski ia menyebutnya “hal yang mengerikan” berdasarkan tes simuator.
"Saya pada dasarnya berbohong kepada regulator (tanpa sadar)," ujar Forkner kepada rekannya dalam pesan tersebut.
Boeing mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 2019 bahwa komentar Forkner "mencerminkan reaksi terhadap program simulator yang tidak berfungsi dengan baik, dan itu masih menjalani pengujian." Ujar perusahaan pesawat Boeing.