Mengenal Vaksin Sinopharm hingga Penjelasan Tentang Keterlambatan Melakukan Vaksin Kedua

- 14 Agustus 2021, 09:20 WIB
Iluastrasi vaksin Sinopharm.
Iluastrasi vaksin Sinopharm. /Pixabay/Kfuhlert

PR BOGOR - Sinopharm adalah vaksin yang di produksi Oleh Beijing institute of biological produk yang membuat inactivated Corona virus vaccine yang disebut BBIBP-CorV atau HB02 dan WIV04 (SINOPHARM).

Dilansir PikiranRakyat-Bogor.com dari akun Instagram dr Sandra Langow yakni @sandrasinthya, Vaksin ini dibuat dengan menggunakan virus Covid-19 dan dengan tambahan bahan kimia, virus ini tidak akan berkembang biak karena virusnya sudah mati.

Hanya proteinnya termasuk spike proteinnya saja yang masih ada, teknologi yang digunakan juga sudah lama sejak tahun 1950 seperti pembuatan pada vaksin Polio,vaksin rabies dan vaksin hepatitis A.

Baca Juga: Persib Vaksin Upaya PT PBB Memberikan Komitmen dan Dukungan Nyata Program Percepatan Vaksinasi

Bagaimana kerja vaksin Sinopharm?

Karena virus Corona didalam vaksin buatan Sinopharm ini sudah mati,jadi saat disuntik kedalam tubuh kita tidak akan menyebabkan sakit. Lalu vaksin ini akan melatih tubuh kita dalam menghadapi infeksi dengan cara mengaktifkan sel B dan sel T.

Jika suatu saat nanti tubuh terinfeksi virus Covid-19, sistem imun sudah punya memori sehingga sel B akan membuat antibodi. antibodi dengan target pada spike protein yang nantinya akan mencegah virus masuk kedalam sel.

Bagaimana cara pemberiannya?

Cara pembelian Vaksin Sinopharm ini, pemberiannya melalui otot (intramuscular). jarak pemberian 21-28 hari dan vaksin ini sudah dapat ijin penggunaan darurat dari WHO.

Bagaimana jika terlambat melakukan vaksinasi ke untuk dosis ke-2?

Baca Juga: Bupati Bogor Tegaskan Angka BOR Rumah Sakit di Kabupaten Bogor Terus Alami Penurunan Sampai 39 Persen

Sebagaimana yang dikutip Oleh PikiranRakyat-Bogor.com dari Antara, Karena Antusiasme masyarakat yang tinggi untuk melakukan vaksinasi pada dosis pertama sehingga pada vaksin kedua sedikit kurang tepat waktu.

Masyarakat dihimbau untuk tidak khawatir apabila terlambat mendapatkan vaksin untuk dosis ke 2, menurut Vaksinolog dr Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD.

Dia Menjelaskan apabila dalam melakukan vaksin kedua telat seminggu bahkan sampai tiga Minggu dari jadwalnya itu tidak masalah.

"Prinsipnya memang interval pemberian yang terbaik adalah tepat waktu. Namun apabila telat seminggu bahkan sampai tiga minggu dari jadwalnya, itu tidak masalah. Bahkan penelitian di negara lain, contohnya AstraZeneca dan Pfizer, ternyata membuktikan ketika interval waktu pemberiannya diperpanjang, efektivitasnya makin baik," kata dr Dirga.

Baca Juga: Karena Situasi Pandemi Covid-19, Rayakan HUT Pramuka ke-60 Bisa Dengan Cara Pembuatan Puisi

Lalu penjelasan tambahan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bila dosis kedua diberikan tertunda lebih dari empat minggu, maka harus vaksin diberikan secepatnya bila sudah memungkinkan.

Seseorang yang terlambat mendapatkan suntikan dosis kedua, tak perlu mengulang dosis pertama bila mendapatkan dosis kedua kurang dari dua pekan setelah dosis pertama.

Informasi tambahan mengenai Vaksin ini, penelitian yang dilakukan di Sri Jayewardenepura University, Srilangka oleh Prof Neelika Malavige (2021) mengenai efektivitas vaksin Sinopharm.

Pada pembelian dosis kedua, vaksin ini telah 95% membentuk antibodi. usia muda imunogenisitasnya lebih tinggi dan untuk usia diatas 60 tahun 93,3% dapat membentuk antibodi.

Baca Juga: Jelang HUT Kemerdekaan RI 17 Agutus 2021, Presiden Joko Widodo Kukuhkan 68 Anggota Paskibraka

Vaksin Sinopharm dapat membentuk neutralizing antibodi (antibodi efektif) 81%, sama seperti orang yang terinfeksi Covid-19 secara alamiah.

Lalu Prof Neelika Malavige melakukan penelitian kohort pada pasien Covid-19 yang terinfeksi virus Covid-19 secara alamiah (penyitas) dan orang yang diberikan vaksin Sinopharm dua dosis.

Hasilnya, sesudah 6 Minggu kedua kelompok (penyitas Covid-19 dan post vaksin Sinopharm), ternyata membentuk antibodi terhadap variant Beta dan Delta.

Penelitian menunjukkan Sinopharm efektif terhadap variant Delta.***

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Sumber: Instagram ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah