"Semoga di tanggal 5 Februari nanti penerapannya juga bisa berjalan baik dan lancar. Kelebihan GeNose ini selain murah, tidak sakit untuk digunakan dan juga ini juga buatan Indonesia," katanya.
Di sisi lain, Menteri Riset dan Teknologi juga menjelaskan bahwa nantinya GeNose akan menggunakan artificial intelligent (AI) agar hasilnya semakin akurat.
Menteri Riset dan Teknologi juga telah memastikan bahwa alat GeNose merupakan alat skrining, bukan sebagai alat yang digunakan sebagai alat pengganti PCR Test.
"GeNose C19 sudah diuji validasinya dengan 2.000 sampel dan akurasinya sudah 90 persen. Semakin banyak dipakai alat ini akan semakin akurat karena akan selalu di-update oleh tim dari UGM," kata Menteri Riset dan Teknologi.***