Menurutnya, dalam demokrasi keluhan dari seorang kader adalah hal biasa. Akan tetapi kalau langsung menuduh ada kudeta artinya menutup perbedaan.
“Dalam demokrasi, gerundelan orang itu biasa, apalagi keluhan kader, klau itu langsung dituduh mau kudeta bla bla ini namanya menutup perbedaan,” ujar Guntur Romli.
Lanjutnya, sikap yang ditunjukan petinggi Partai Demokrat tersebut merupakan karakter bawa perasaan (baper).
Ia pun mengirimkan nada sindiran terhadap kondisi Pantai Demokrat saat ini.
Baca Juga: Ada Rencana Gunakan Kereta Api Jarak Jauh di Tengah Pandemi? Ingat, 6 Syarat Ini Wajib Terpenuhi
“Ini bukan cuma karakter baper tapi potensi jadi orang tiran. Demokrat tanpa orang demokrat,” ucapnya.
Ia juga menilai bahwa istilah kudeta tidak tepat karena disebutkan orang-orang yang hendak mengambil alih paksa partai dari pihak luar.
“Pake istilah kudeta, tapi yang disebut orang-orang yang sudah mantan dan orang luar, padahal kudeta mestinya dari dalam, meski bisa jadi pake tangan luar, misalnya dulu kudeta pake KPK, kalau gosip kudeta sekarang ini gimana?,” tuturnya.