3 Puisi Bisa Kau Baca di Hari Guru Nasional 25 November 2020: Jangan Ajari Aku Korupsi, Guruku

- 25 November 2020, 05:05 WIB
ILUSTRASI puisi yang cocok dibacakan di Hari Guru Nasional.*
ILUSTRASI puisi yang cocok dibacakan di Hari Guru Nasional.* /Pixabay/ Lolame/

PR BOGOR – Peringatan Hari Guru Nasional 2020 jatuh pada hari ini, 25 November 2020.

Dijuluki sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, sehingga kita pun tak mampu membalas jasa-jasa mereka.

Jika kamu masih berstatus pelajar, membacakan puisi bisa menjadi salah satu cara untuk membahagiakan beliau pada peringatan Hari Guru Nasional ini.

Berikut 3 puisi yang dapat menjadi referensi untuk dibacakan kepada gurumu pada peringatan Hari Guru Nasional 2020, yang dikutip dari Buku Antologi Puisi Pendidikan (2018) karya Rabiah, dkk.

Baca Juga: Pilkada Jabar Disebut Selalu Kondusif dalam 10 Tahun Ini, Ridwan Kamil: Kita harus Jadi Contoh

Baca Juga: Soal Pandemi Covid-19, Anies Baswedan Bilang Sudah Tancap Gas Duluan Soal Kesehatan dan Ekonomi

Baca Juga: 5 Kumpulan Puisi Bisa Jadi Refrensi di Hari Guru Nasional 2020: Darimu Aku Kenal Indahnya Nilai 100

Jangan Ajari Aku Korupsi, Guruku

Oleh: Abdul Hakim

Kureguk ilmumu di saat aku dahaga akan ilmu
Kurasakan hangat kasih sayangmu kala engkau tebarkan teladan buat anakmu
Senyum sapa salammu setia menyambut kedatanganku
Tanpa kenal lelah engkau tebarkan kebajikanmu

Aku mungkin bukan anak yang pintar
Aku ingin meraup ilmu yang engkau ajar
Ilmu aku goreskan dengan ujung pena
Di atas buku kusimpan jejak tulisanmu penuh rasa
Kuhayati tutur katamu dengan sepenuh jiwa

Aku ke sekolah bukan ingin mengumpulkan pundi-pundi angka
Aku mungkin bukan anak yang layak menyandang juara
Aku hanyalah anak negeri yang ingin melukis masa depan dengan penuh asa
Aku ingin membekali diri dengan ilmu yang kau semaikan sepanjang masa

Aku ingin guruku memberi angka apa adanya
Bukan angka basa-basi biar aku terlihat anak digdaya
Menipu diriku…orang tua…dan seluruh bangsa
Meski aku tahu guruku takut dikatakan gagal mendidik anak bangsa
Terpaksa memberi angka yang cetar membahana
Di bawah ancaman tunjangan takkan cair kalau anak diberi angka apa adanya

Guruku… Jangan ajari aku korupsi
Beri kami angka sesuai bukti yang engkau miliki
Itulah wajah kami yang masih harus belajar lebih keras lagi
Agar negeri ini kelak melahirkan generasi emas yang hakiki
Mampu berdikari taklukkan dunia yang kian berkompetisi
Bukan emas palsu yang menipu diri sendiri
Guruku… Ajarkan kami sepenuh hati dengan kejujuran dan hati nurani

Baca Juga: UPDATE Gunung Merapi: BPPTKG Catat Gempa Guguran Gunung Merapi Sebanyak 33 Kali, Ada Juga Asap Putih

Baca Juga: Kemenag Bakal Susun Naskah Khutbah Jumat Biar Lebih 'Up to Date': Bisa Jadi Alternatif Ulama

Baca Juga: Syarifah Najwa Shihab dan Suami Terancam Dipanggil Paksa, Polisi: Rugi Sendiri Tak Hadiri Panggilan

Lentera di Perbatasan

Oleh: Sri Ayu Mika Putri

Aku berdiri di atas bumi pertiwi yang sudah merdeka, katanya..
Para awam itu berdalil hanya si metropolitan itu saja yang merdeka
Sengal dari kegelapan menyelimuti anak perbatasan
Tiada pelita yang mampu menyinarkan pesonanya
Kami hanya sekumpulan awan dari korban tidak meratanya pendidikan
Rasanya ingin sekali ku angkat kaki dari sang pertiwi
Menggembala diri mencari surga di negeri seberang

Di tengah kegelapan
Kulihat satu lentera menerangi kelam
Sinarnya marimba raya menerangi pendidikan di tengah kelamnya perbatasan
Semangat ambisi kau terangi perbatasan
Membakar semangat belajar kami menjadi insan tangguh
Ilmu suci ini takkan redup sampai tubuhmu berselimut debu

Baca Juga: 5 Kumpulan Puisi Bisa Jadi Refrensi di Hari Guru Nasional 2020: Darimu Aku Kenal Indahnya Nilai 100

Baca Juga: Beberkan Pelanggaran Prokes Sebanyak 2,2 Persen di Pikada 2020, Mahfud MD Minta Atur Jam Pemilih

Baca Juga: 15 Ucapan Inspiratif Selamat Hari Guru Nasional 2020, Bisa Buat Caption di Media Sosialmu

Sang Pengabdi

Oleh: Zaniza

Setiap pagi kau susuri jalan berdebu
Berpacu waktu demi waktu
Tak hirau deru kendaraan lengkingan knalpot
Tak hirau dingin memagut
Kala sang penguasa langit tuangkan cawannya
Wajah-wajah lugu haus akan ilmu
Menari-nari di pelupuk mata menunggu
Untaian kata demi kata terucap seribu makna
Untaian kata demi kata terucap penyejuk jiwa

Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu
Menyaksikan tingkah polah sang penerus
Canda tawa penghangat suasana
Hening sepi berkutat dengan soal
Lengking suara kala adu argument

Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu
Entah berapa tinta tergores di papan putih
Entah berapa lisan terucap sarat makna
Entah berapa lembaran tumpahan ilmu terkoreksi
Entah berapa ajaran budi kautanamkan

Waktu demi waktu dijalani hanya demi mengabdi
Berserah diri mengharap kasih Ilahi
Ilmu kau beri harap kan berarti
Satu persatu sang penerus silih berganti
Tumbuh menjadi tunas-tunas negeri
Kau tetap di sini setia mengabdi
Sampai masa kan berakhir nanti***

Editor: Amir Faisol


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x