Fadli Zon Bantah Klaim Sukmawati, Tegas Bilang PKI Berlandaskan Marxisme Leninisme Bukan Pancasila

30 September 2020, 11:58 WIB
Beberkan Bukti Sejarah Kudeta PKI, Fadli Zon: Harusnya Tidak Ada Lagi Versi yang Lain/Tangkapanlayar/YoutubeILC /


PR BOGOR - Sejarawan sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli zon merespon tegas terhadap pernyataan dari salah satu putri proklamator RI, Sukmawati Soekarnoputri, yang menyebut ideologi Partai Komunis (PKI) ialah Pancasila.

Dalam acara Indonesia Lawyers Club, Selasa 29 September 2020, dengan tajuk "Ideologi PKI Masih Hidup?', #ILCideologiPKI

Fadli Zon menegaskan, pelaku kudeta yang terjadi di era presiden Soekarno adalah benar PKI, yang seharusnya tidak lagi diperdebatkan dan menjadi kontroversi.

Baca Juga: Kuota Internat Kemendikbud Dibagikan Hari Ini, Pengguna Kartu 3 Silahkan Cek di Enam Digit Nomor Ini

"Setidaknya adalah ada dua kali Partai komunis Indonesia mau melakukan kudeta, Bagi saya jelas PKI Itu mau melakukan kudeta di tahun 1948 dan tahun 1965," katanya, Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bogor.com pada Rabu, 30 September 2020.

Menurutnya, jelas dalam sejarah, PKI selalu menikam dari belakang. PKI pun mengatakan di awal Proklamasi dulu, kemerdekaan yang didapat Indonesia adalah revolusi yang gagal, revolusi borjuis.

Yang mana saat itu, Muso Manowar, pemimpin PKI di masa itu bermaksud mengoreksi dengan manifesto 'jalan baru republik Indonesia', memberikan kecaman pada Soekarno-Hatta.

Baca Juga: Mahfud MD Bilang Pemerintah Tak Melarang Rakyat Tonton Film G30S PKI, Namun Juga Tak Mewajibkan

"Jelas-jelas di situ manifesto Bu Sukma, Bahwa ideologi dari PKI itu adalah Marxisme-Leninisme. Baca buku jalan baru untuk Indonesia. Bukan Pancasila!" ujar Fadli Zon dengan tegas.

Dalam pidatonya menghadapi manifesto Muso dia berkata, "pilih Soekarno-Hatta atau pilih Muso".

Lanjut Fadli Zon, Muso membalas dengan penghinaan terhadap Bung Karno, dulu menjual romusha, selanjutnya akan menjual rakyat Indonesia ke imperialis Amerika.

Baca Juga: Gaduh Soal Bakal Ada Letusan Gunung Anak Krakatau, Kominfo Banten Respon Melalui Rilis Resminya

“Rakyat Indonesia tidak buruh. Rakyat belum lupa semboyan-semboyan Soekarno, mereka mengerti bahwa kaum dagang romusha, tak becus, memerintah negara. Oleh arena rakyat Madiun dan daerah-daerah lain sekarang akan melepaskan diri, dari budak-budak imprealis. Ini otentik,” ucapnya, tegas membacakan salinan pidato Muso kala itu.

Fadli Zon kembali menegaskan, dengan adanya tap MPRS Nomor 25 dan undang-undang nomor 27 tahun 1999, seharusnya tidak ada lagi perdebatan dan versi-versi yang lain.

“Bu Sukma sangat berbahaya tadi mengatakan Pak Harto ikut terlibat. Saya baca bolak-balik buku Latif itu ngawur sekali,” ucap dia.

Baca Juga: DPR Masuk Daftar Prioritas Vaksinasi Covid-19 Bersamaan Garda Terdepan, Begini Kata Pemerintah

Dia sempat mengkonfrontasi Soeharto pada tahun 2007, menanyakan benar atau tidaknya ucapan Kolonel Latief terkait akan adanya laporan pembantaian jenderal.

“Pak Harto kondisi sakit, terbata-bata, mengatakan sambil tertawa, tidak ada itu,” ujarnya.

Menurut dia, data yang dimilikinya hasil analisa bukan sinyalemen seperti milik Latif. Sehingga sinyal itu tidak bisa dilabeli sebagai keterlibatan.

Baca Juga: All England 2021 Batal Buntut Pandemi Covid-19, Menjadi Sejarah Sejak Digelar Usai Perang Dunia II

Pada acara yang sama, Sukmawati mendapat giliran mengemukakan pendapatnya di awal acara. Dia dengan jelas menguraikan pernyataan, ideologi PKI ialah Pancasila.

“Setahu saya, ideologi PKI. Menurut senior-senior dari tokoh-tokoh PNI, waktu itu yang memberikan info ataupun ilmu kepada saya, mereka mengatakan PKI itu tidak menolak Pancasila," kata Sukmawati Soekarnoputri.

“Jadi kalau dibilang PKI itu ideologinya apa sih, sebetulnya ya ideologinya Pancasila,” ujar dia dalam acara yang sama.***

Editor: Amir Faisol

Tags

Terkini

Terpopuler