59 Negara Tutup Pintu Lantaran Covid-19 Dalam Negeri Tinggi, Deklarator KAMI Menunggu Bullyan Buzzer

9 September 2020, 17:16 WIB
Muhammad Said Didu /lensaiindonesia

PR BOGOR - Warga Negara Indonesia dilarang masuk ke-59 negara di dunia lantaran kasus Covid-19 dalam negeri masih tinggi.

Menanggapi hal ini, Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu ikut berkomentar, mengajak buzzer dan influncer yang biasa ikut mengurusi urusan politik juga bersuara untuk pelarangan ini.

Said Didu menunggu respon perundungan daripada buzzer dan influencer itu terhadap 59 negara tersebut.

Baca Juga: Referendum Timor Leste 1999, 2.600 Orang Tewas, 30.000 Ngungsi, Perayaan Kemerdekaan Berumur Pendek

"Kira-kira para buzzeRp dan influenceRp gunakan bahasa apa mem-bully 59 negara yang melarang warga negara Indonesia masuk ke negaranya?" tulis Said Didu dilansir dari Galamedia.com, Rabu, 8 September 2020.

"Kami menunggu bully kalian. Saatnya kalian bangkit," sambung dia.

Cuitan Said Didu direspons warga Twitter. Hingga Rabu siang, cuitan tersebut menembus 1.400 retweets dan disukai oleh lebih dari 5.200 pengguna Twitter.

Unggahan tersebut juga menuai pro dan kontra. Berbagai komentar warganet membanjiri cuitan Said Didu ini.

Baca Juga: Kakek Arteria Dahlan Terungkap, Diungkap Hasril Chaniago Ternyata Seorang Pendiri PKI Sumatera Barat

"Dulu Indonesia ditakutin & jadi Macan Asia. Sekarang sampe ditakutin 59 negara, Indonesia jadi apa ya?" tulis netizen.

Artikel ini telah tayang di Galamedia.com dengan judul 'Deklarator KAMI Tantang Buzzer dan Influencer Bully 59 Negara yang Boikot Warga Indonesia'.

Soal buzzer, seorang warganet tampak menimpali cuitan Mantan Sekretaris Kementerian BUMN ini.

"Sebentar lagi lembaga2 survey penguasa akan mengeluarkan hasil survey bahwa 70% rakyat di 59 negara itu tdk mendukung kebijakan pemerintahnya, mrk welcome thd org2 Indonesia.....(tapi surveynya di daerah glodok)," tulis netizen lainnya.

Baca Juga: Kisah Haru V BTS Tangisi Penampilannya yang Kurang Maksimal, Jungkook Sigap Mengelap Air Matanya

"Kita nantikan GEBRAKAN para BuzzeRp buat membully 59 negara tsbt, apakah ada yg menghardik dgn kata "binatang" lagi??" komentar warganet.

"Pak Didu bisanya hanya berisik seperti tetangga sebelah si Manchester Biru, sepatutnya kita bangga dengan pencapaian ini. Indonesia mulai ditakuti lagi di dunia dan kembali menjadi macan asia. Ketikan ku sudah mirip buzzeRp tidak?" ujar seorang warganet.

Said Didu menanggapi cuitan tersebut dengan telak, hingga bertanya apakah sudah bak koordinator buzzeRp.

Baca Juga: Isabella Guzman Divonis Idap Skizofrenia Paranoid, Gangguan Jiwa Mendorongnya Brutal Bunuh Sang Ibu

"Boleh lah tapi masih kelas D-, honornya Rp 2,5 tiap retweet, plus Rp 1,5 tiap like, tapi dipotong Rp 5,0 tiap komentar yang ada tidak bisa jawab. Kira-kira sudah seperti koordinator buzzeRp?" balas Said Didu.

Sebelumnya, Ketua Fraksi PKS yang juga anggota Komisi I DPR, Jazuli Juwaini meminta pemerintah introspeksi diri.

"Soal 59 negara yang memboikot WNI masuk negaranya harus menjadi introspeksi dan cambuk agar pemerintah terus kerja keras menyelamatkan rakyat," ujarnya, Rabu, 9 September 2020.

Baca Juga: Bos-bos BUMN Lancang Kibuli Menteri Erick Thohir, Rekruit Staf Ahli Bergaji hingga Rp100 Juta

Menurutnya, sejauh ini prioritas pemerintah yang lebih berpatokan pada ekonomi justru berpotensi mengorbankan nyawa rakyat.

Pasalnua yang terjadi di lapangan, masyarakat mulai mengabaikan kesehatan sehingga dampak ekonomi malah semakin memburuk.

"Prioritas utama saat ini adalah menyelamatkan nyawa rakyat dari pandemi covid-19," tegas dia.***(Lucky M. Lukman/Galamedia News/PRMN)

Editor: Amir Faisol

Tags

Terkini

Terpopuler