Sejarah Pramuka Indonesia Singkat, Dimulai pada Masa Hindia Belanda

13 Agustus 2021, 08:00 WIB
Sejarah Pramuka Indonesia singkat. /PRFMNEWS

PR BOGOR - Peringatan Hari Pramuka di Indonesia akan jatuh pada 14 Agustus 2021 mendatang.

Jika dilihat, peringatan Hari Pramuka di Indonesia memang memiliki sejarah yang panjang dan dimulai pada masa Hindia Belanda.

Namun kamu tak perlu membaca sejarah Pramuka terlalu panjang karena PikiranRakyat-Bogor.com telah merangkum sejarah Pramuka di Indonesia secara singkat.

Baca Juga: 7 Puisi Kemerdekaan Singkat Cocok untuk Anak SD 'Sekali Berjuang, Habis Sudah Darah Ini'

Sebelum menggunakan nama Pramuka, dahulu organisasi ini bernama Kepanduan. Mengapa dirubah?

Hal ini berdasarkan keputusan Ir. Soekarno yang pada tahun 1960 ingin menyatukan seluruh organisasi kepramukaan di Indonesia.

Untuk diketahui, organisasi kepramukaan di Indonesia sebelum disatukan berjumlah sangat banyak.

Sejarah Pramuka di Indonesia ini kemudian lahir tepat pada Agustus 1961.

Baca Juga: Setelah Resmi Diperkenalkan sebagai Pemain PSG, Lionel Messi Latihan untuk Pertama Kalinya

Sejarah Pramuka di Indonesia sudah ada sejak zaman kolonial Belanda

Melansir laman kemdikbud, sejarah pramuka di Indonesia telah ada sejak zaman kolonial Belanda. Kala itu awal organisasi pramuka didirikan Belanda bernama Nederlandesche Padvinders Organisatie (NPO) pada 1912.

Akan tetapi pada 1916, organisasi tersebut berubah nama menjadi Nederlands Indische Padvinders Vereniging (NIVP).

Pada tahun yang sama, Mangkunegara VII pun membentuk Organisasi Kepanduan pertama Indonesia dengan nama Javaansche Padvinder Organisatie (JPO).

Baca Juga: BRI Liga 1 Indonesia 2021-2022 Jadi Nama Resmi Kompetisi Sepak Bola Indonesia, Begini Penjelasannya!

Dari JPO inilah, kemudian banyak bermunculan organisasi pramuka lainnya seperti Hizbul Wahton (HM) pada 1918, JJP (Jong Java Padvinderij) pada 1923, Nationale Padvinders (NP), Nationaal Indonesische Padvinderij (NATIPIJ), dan lain sebagainya.

Melihat semakin banyaknya organisasi pramuka milik Indonesia, Belanda melarang organisasi kepramukaan di luar milik Belanda menggunakan istilah Padvinder.

Indonesia melalui K.H Agus Salim menyetujui perubahan nama organisasi kepramukaan milik Indonesia dengan istilah "Pandu" atau "Kepanduan".

Dalam perjalanan sejarahnya, organisasi kepanduan yang jumlahnya ratusan dibagi menjadi beberapa federasi.

Baca Juga: PT KAI Sediakan Layanan Vaksinasi Covid-19 Gratis di 15 Stasiun Ini, Upaya Dukung Kebijakan Pemerintah

Menyadari adanya kelemahan dari beberapa federasi tersebut maka dibentuklah PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia), namun juga terkendala karena kurangnya kekompakan antara anggota yang tergabung didalamnya.

Lantas pada 1960, pemerintah dan MPRS berupaya membenahi organisasi kepramukaan di Indonesia.

Pada 9 Maret 1960, Presiden Soekarno mengumpulkan tokoh-tokoh dari gerakan kepramukaan indonesia dan ia memberi saran seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu dengan nama "Pramuka".

Dalam kesempatan ini pula Presiden membentuk panitia pembentukan gerakan Pramuka yang tediri dari Sultan Hamengkubuwono XI, Prof. Prijono. Dr. A. Aziz Saleh serta Achmadi. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan Hari Tunas Gerakan Pramuka.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat tentang Tahun Baru Islam: Bagaimana Kita Memaknai Tahun Baru Hijriah?

Bertempat di Istora Senayan pada 30 Juli 1961, seluruh tokoh–tokoh kepanduan indonesia menyatakan menggabungkan diri dengan organisasi gerakan Pramuka. Hari bersejarah ini disebut sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka.

Tepat pada 14 Agustus 1961, merupakan sejarah hari lahir Pramuka di Indonesia yang diperingati sampai sekarang.

Peristiwa ini ditandai penyerahan panji-panji pramuka oleh Presiden Soekarno kepada tokoh-tokoh pramuka dihadiri oleh ribuan anggota pramuka untuk memperkenalkan gerakan Pramuka kepada Masyarakat.***

Editor: Nurul Fitriana

Sumber: Museum Sumpah Pemuda Kemdikbud

Tags

Terkini

Terpopuler