Indonesia Krisis Oksigen di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19, Pemerintah Akan Lakukan Impor

6 Juli 2021, 08:14 WIB
Pemerintah tengah membahas wacana impor untuk memenuhi kebutuhan oksigen. /Pixabay/blickpixel

PR BOGOR - Hingga kini wabah virus corona atau Covid-19 masih menjadi ancaman bagi semua penduduk dunia.

Beberapa hari ke belakang angka penambahan kasus Covid-19 di Indonesia kembali mengalami lonjakan.

Di tengah lonjakan kasus Covid-19, kebutuhan oksigen pun meningkat drastis.

Baca Juga: Begini Tanggapan Dokter Tirta Soal Kabar Panic Buying Susu Beruang yang Diklaim Sembuhkan Pasien Virus Corona

Saat ini banyak pasien yang membutuhkan gas oksigen sebagai bantuan pernapasan.

Melihat kondisi tersebut, pemerintah harus mengambil langkah lain untuk memastikan stok oksigen terpenuhi, khususnya untuk pasien.

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pemerintah akan berencana melakukan impor tabung gas oksigen.

Saat ini Menkes Budi tengah membahas soal wacana impor tabung oksigen dengan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Gambar Pertama Dilihat, Ungkap Hal Penting dalam Hidup Anda

"Kami sudah berkoordinasi dengan Menteri Perindustrian untuk mengimpor tabung 6 meter kubik dan 1 meter kubik untuk memenuhi ruang-ruang darurat tambahan yang ada di rumah sakit," kata Budi sebagaimana dikutip bogor.pikiran-rakyat.com dari PMJ News.

Lebih lanjut Budi mengatakan Kementerian Perindustrian telah memberikan komitmen terkait penyaluran gas oksigen.

Menurutnya 90 persen oksigen akan dikonversi penggunaannya dari industri untuk medis.

"Kami sudah mendapatkan komitmen dari Kemenperin agar konversi dari industri ke medis diberikan sampai 90 persen. Jadi sekitar 575.000 ton oksigen produksi dalam negeri akan dialokasikan untuk medis," ujarnya.

Baca Juga: Jadwal Acara TV di NET TV, Trans TV dan Trans 7 Hari Ini Selasa, 6 Juli 2021

Diketahui bahwa saat ini kapasitas produksi oksigen nasional mencapai 866 ribu ton per tahun.

Namun menutur Budi, utilisasi semua pabrik sekarang hanya 75 persen.

Hal tersebut berakibat pada stok oksigen, yang mana jumlah produksi riil hanya 640 ribu ton per tahun.

Mayoritas atau 75 persen oksigen itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan beberapa industri baja dan nikel.

Kuota kebutuhan medis hanya 25 persen atau 181 ribu ton per tahun," katanya.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler