Mafia Mainkan Harga Ayam di Pasaran, Para Peternak Ayam Geram

- 7 April 2020, 07:47 WIB
FOTO ilustrasi peternakan ayam. *
FOTO ilustrasi peternakan ayam. * /ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Mewabahnya virus corona di Indonesia membuat sejumlah harga bahan pokok mengalami kenaikan.

Pandemi virus corona yang terjadi saat ini justru dimanfaatkan oleh sejumlah oknum tertentu untuk meraup keuntungan besar.

Seperti yang dikeluhkan oleh para peternak ayam yang ada di wilayah perbatasan. Mereka mengeluhkan adanya segelintir orang yang memainkan harga ayam secara nasional di pasaran.

Baca Juga: Honda Rengkuh 2 Penghargaan Bergengsi Untuk Mobil Listriknya

Kenaikan harga ini sudah terjadi sejak 22 Maret 2020 lalu.

Wasekjen DPP Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), Abbi Angkasa Perdana Darmaputra mengungkapkan harga ayam di beberapa daerah saat ini mencapai angka Rp 7.000 per Kg.

“Ironisnya di pasar becek dan di Supermarket harga masih Rp 30.000 dan tertinggi Rp 35.000. Di beberapa area seperti Bandung dan sekitarnya, harga ayam malah naik ke Rp 36.000 dan telur menjadi mahal,” kata Abbi dalam siaran pers yang diterima PRFMNEWS, Senin 6 April 2020.

Baca Juga: COVID-19 Meluas, 10 Negara dengan Jumlah Kasus Terbanyak Harus Terbuka

Peternak ayam merasa sedih dengan adanya kejadian ini, seharusnya yang bisa menikmati harga ayam murah adalah masyarakat bukan mafia pasar.

“Saya sedih melihat ini. Operasi pasar hanya omong kosong. Ditambah ketakutan Corona. Pasar yang buka tutup membuat harga dimainkan,” kata dia.

Abbi menambahkan di beberapa wilayah sudah melakukan pemusnahan secara massal untuk ayam yang masih berumur tiga sampai sepuluh hari.

Sumber artikel dari Pikiran-Rakyat.Com dengan judul "Para Peternak Ayam Keluhkan Ulah Mafia dalam Memainkan Harga di Pasaran"

“Hal itu dilakukan karena peternak sudah bingung, kalau harga begini, mau darimana beli pakan?,” kata dia.

Ia berharap para peternak bisa lebih waspada terhadap para intergrator yang memiliki modal besar terkait adanya upaya permainan harga.

“Hati-hati dengan integrator bermodal besar dan PT PT besar yang melantai di bursa. Apakah mereka yang bermain? Dengan bakul-bakul ayamnya? Atau mafia pasar yang selalu saja ada rasa tega di setiap musibah,” ucap Abbi.

Baca Juga: Hikmah Pandemi Corona, Kualitas Udara Indonesia Semakin Membaik

Lebih lanjut Abbi menjelaskan perlu adanya upaya kongkret dalam mengatasi permasalahan harga ayam nasional dan rantai distribusinya ini.

“Rantai distribusi dengan disparitas harga yang tinggi akan menjadi tidak sehat untuk semua pihak. Jika industri ini hancur. Bagaimana nasib peternak?,” pungkas Abbi.***

Editor: Miftah Hadi Sopyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x