Kejadian ini berawal sekitar Maret 2008. Di mana saat itu Facebook (FB) menjadi tren.
Mulai dari tua, muda, laki-laki dan perempuan hingga anak sekolah menggandrungi jejaring ini.
Mawar pun ikut gandrung di FB di saat jam istirahat kantor.
Setiap selesai makan siang ia selalu menyempatkan membuka FB.
Bahkan, di rumah ia mengaku menggunakannya dalam waktu yang cukup lama.
Meski demikian tanpa mengabaikan waktu buat keluarganya.
Ia mengaku sudah menjadi ciri atau tanda jika dirinya mengalami suatu kejadian selalu ia update di FB dan itu menjadi titik lemahnya.
Meski dia biaskan apa yang dialaminya. Mawar mengaku tidak vulgar tentang ungkapan masalahnya.
Namun, rupanya ada juga yang bisa membaca kiasan yang ia unggah.
Hari berikutnya karena ia merasa menemukan sesuatu yang indah menurut persepsinya.