Terjadi Outbreak Kedua Virus Corona di Kota Bogor, Rumah Sakit Jadi Sumber Penularan Baru Jika...

16 Juni 2020, 11:50 WIB
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor direkomendasikan menjadi rumah sakit rujukan perawatan pasien kasus Covid-19 di Kota Bogor, Jawa Barat. /ANTARA/Humas Pemkot Bogor/

 

 

PR BOGOR - Pekan lalu, tepatnya Rabu 10 Juni 2020, Kota Bogor mengonfirmasi tambahan 16 kasus positif Covid-19, yang mayoritas tertular di tiga rumah sakit.

Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia sekaligus tim ahli Pemerintah Kota Bogor, Tri Yunis Miko Wahyono mengonfirmasi, 12 di antara 16 kasus tersebut merupakan tenaga kesehatan rumah sakit.

Tri menilai dengan tambahan kasus tersebut, maka Kota Bogor sudah masuk dalam outbreak atau letupan kasus virus corona kedua setelah secara grafis, data pasien positif Covid-19 di kota ini sempat melandai.

Setelah adanya tambahan 16 kasus tersebut, Kota Bogor terus mengonfirmasi tambahan pasien positif Covid-19, bahkan selang sepekan kemudian 23 orang terkonfirmasi terjangkit virus corona, jenis SARS-CoV-2.

Dia mengatakan, berdasarkan standar operasional (SOP) yang sudah ditetapkan organisasi kesehatan dunia (WHO), bila rumah sakit terjadi letupan kasus, maka investigasi mendalam harus dilakukan.

Demikian disampaikan Tri Yunis Miko Wahyono kepada Pikiranrakyat-bogor.com saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa 16 Juni 2020.

"Investigasi harus dilakukan apa penyebabnya, kok sampai petugasnya terkena. Kemungkinan besar tidak patuh SOP (protokol penanganan penyakit Covid-19)," kata Tri Yunis Miko.

Rumah Sakit jadi sumber penularan baru jika..

Dalam pandangan Tri, tiga rumah sakit tersebut bisa menjadi sumber penularan baru virus corona di Kota Bogor, yang dinilainya saat ini tengah masuk fase outbreak kedua.

Oleh karena itu, pelacakan kontak erat (tracing) pasien positif harus dilakukan dengan cermat.

Tracing harus segara dilakukan, baik di lingkungan rumah sakit untuk mengeliminasi kasus baru bagi rekan-rekan para tenaga kesehatan tersebut.

Pun demikian, tracing di lingkungan keluarga para tenaga kesehatan harus sukses, sehingga penularan bisa segera dicegah.

Menurutnya, kunci penanganan penyakit Covid-19 adalah keberhasilan pelacakan perjalanan (tracking) dan kontak erat (tracing) kasus.

"Ya kan sebenarnya Covid-19 ini 50 persen pengamanannya ada di isolasi kasus ODP dan PDP kalau itu diamankan 50 persen pekerjaan sudah selesai," ungkapnya.

"Saya ingatkan Dinas Kesehatan agar kontak tracing di rumah dan rekan kerja jangan sampai lolos.  Kalau ada pengamanan di rumah sebagai kontak keluarga dan kontak tracing di rumah sakit diamankan, maka Insya Allah aman," tutur dia.

Diketahui berdasarkan data yang dihimpun Pikiranrakyat-bogor.com dari data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bogor, dalam sepekan terhitung dari 10-16 Juni 2020 kasus positif Covid-19 bertambah 39 orang.

Pada konferensi pers, Rabu 10 Juni 2020, Wali Kota Bogor Bima Arya mengungkapkan, penularan untuk 16 kasus tersebut berasal dari tiga sumber, yaitu tiga rumah sakit rujukan Covid-19, luar kota dan, lingkungan pemerintahan.

Di antara 16 kasus tersebut, terdapat tenaga medis yang terpapar di rumah sakit tempat mereka bekerja.

Berikut rincian tambahan data 39 kasus Covid-19 dalam waktu sepekan:

1. Rabu 10 Juni 2020, kasus positif Covid-19 bertambah 16

2. Kamis 11 Juni 2020, kasus positif Covid-19 bertambah 3

3. Jumat 12 Juni 2020, kasus positif Covid-19 bertambah 5

4. Sabtu 13 Juni 2020, kasus positif Covid-19 bertambah 4

5. Minggu 14 Juni 2020, kasus positif Covid-19 bertambah 6

6. Senin 15 Juni 2020, kasus positif Covid-19 bertambah 5

Secara keseluruhan, hingga Senin 15 Juni 2020, kasus positif Covid-19 di Kota Bogor mecapai 158 kasus. Sebanyak 74 kasus sudah dinyatakan sembuh, 67 kasus masih menjalani perawatan. Sementara 17 kasus meninggal dunia.****

Editor: Amir Faisol

Tags

Terkini

Terpopuler