Mengenal Joe Biden, Capres AS yang Berkali-Kali Gagal Kampanye

- 23 Oktober 2020, 19:34 WIB
Joe Biden dan Kamala Harris.
Joe Biden dan Kamala Harris. /Dok. joebiden.com/

PR BOGOR – Pemungutan suara Pemilihan Presiden AS 2020 akan digelar pada 3 November mendatang.

Donald Trump dan Joe Biden akan bersaing merebut kursi tertinggi di Gedung Putih.

Namun Joe Biden tampaknya menjadi kandidat terkuat untuk memenangi pemilu tahun ini.

Baca Juga: Sepak Terjang Karir Politik Capres AS Joe Biden, Senator Termuda yang Pernah Mengalami Kisah Tragis

Tahukah Anda bahwa Joe Biden pernah berungkali melakukan pencalonan presiden dan gagal. Mari simak cerita selengkapnya yang dilansir dari Biography.

Pencalonan Presiden pertama

Pada 1987, setelah membuktikan dirinya sebagai salah satu anggota parlemen Demokrat paling terkemuka di Washington, Biden memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai presiden AS.

Namun, ia dinyatakan gagal setelah muncul laporan bahwa dia telah menjiplak bagian dari sebuah pidato.

Baca Juga: Kontroversi Irene Red Velvet, Staf dan Penari Turut Berikan Pembelaan

Jadi Wakil Presiden AS

Pada 2007, 20 tahun setelah pencalonan presiden pertama yang gagal, Biden memutuskan kembali untuk mencalonkan diri sebagai presiden AS.

Meski memiliki pengalaman selama bertahun-tahun di Senat, kampanye Biden gagal menghasilkan banyak momentum lantaran masyarakat AS lebih memilih Hillary Clinton dan Barack Obama.

Biden keluar setelah menerima kurang dari satu persen suara. Namun, beberapa bulan kemudian, Obama memilih Biden sebagai pasangannya.

Baca Juga: Mengenang Masa Kecil Capres AS Joe Biden, dari Gagap Bicara Hingga Diterima di Sekolah Hukum

Pada 2 November 2008, Barack Obama dan Joe Biden secara meyakinkan mengalahkan Partai Republik dari Senator Arizona John McCain dan Gubernur Alaska Sarah Palin.

Obama resmi dilantik sebagai presiden AS ke-44 dan Biden menjadi wakil presiden ke-47 pada 20 Januari 2009.

Pemilu Ulang Periode Kedua

Mencalonkan diri untuk pemilihan ulang pada tahun 2012, tim Obama-Biden menghadapi penantang dari Partai Republik Mitt Romney, mantan gubernur Massachusetts, dan pasangan wakil presiden Romney, Perwakilan AS Paul Ryan dari Wisconsin.

Presiden Obama menerima hampir 60 persen suara elektoral, dan memenangkan suara populer dengan lebih dari 1 juta surat suara.

Pada periode kedua, Biden menunjukkan betapa berpengaruhnya ia sebagai seorang wakil presiden. Ia berperan dalam mencapai kesepakatan bipartisan tentang kenaikan pajak dan pemotongan pengeluaran untuk menghindari krisis tebing fiskal.

Kehidupan Pribadi dan Pasca Gedung Putih

Biden menikah dengan istri keduanya, Jill Biden, sejak 1977. Dan dikaruniai seorang putri bernama Ashley yang lahir pada 1981.

Pada 30 Mei 2015, Biden kembali mengalami kehilangan ketika putranya Beau meninggal pada usia 46 tahun, usai perjuangannya memerangi kanker otak.

Terkait musibah ini, Biden mempertimbangkan untuk mencalonkan diri sebagai presiden.

Di Taman Mawar Gedung Putih bersama istrinya Jill dan Presiden Obama di sisinya, Biden membuat pengumuman yang merujuk pada kematian putranya.

"Karena saya dan keluarga tengah berduka, saya telah mengatakan berkali-kali kepada orang lain, bahwa mungkin saja proses yang kita lalui akan berakhir. Saya telah menyimpulkan ini telah berakhir," kata Biden.

"Meskipun saya tidak akan menjadi kandidat, saya tidak akan diam. Saya akan berbicara dengan jelas dan tegas, untuk mempengaruhi sebanyak yang saya bisa di mana kita berdiri sebagai sebuah partai dan ke mana kita harus pergi sebagai sebuah bangsa," tambahnya.

Pada 12 Januari 2017, Presiden Obama memberikan penghargaan Presidential Medal of Freedom kepada Biden, kehormatan sipil tertinggi bangsa, dalam sebuah upacara kejutan di Gedung Putih.

Obama menyebut Biden sebagai wakil presiden terbaik yang pernah dimiliki Amerika.

Kampanye Presiden 2020

Pada 25 April 2019, Biden mengumumkan akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2020.

Meskipun ia dengan mudah memimpin sebagian besar jajak pendapat Demokrat pada saat ia mengikuti pemilihan, pencalonan Biden segera menjadi ujian lakmus untuk sebuah partai dengan basis yang semakin progresif.

Dalam pidatonya 24 September, Biden menyebut tindakan Trump sebagai "penyalahgunaan kekuasaan" dan mengatakan akan mendukung pemakzulan jika presiden tidak bekerja sama dengan Kongres.

Setelah persidangan pemakzulan Trump berakhir dengan pembebasannya pada 5 Februari 2020, Biden finis keempat di kaukus Iowa dan kelima di New Hampshire. Namun ia bangkit dengan kemenangan gemilang di Carolina Selatan pada akhir bulan.

Biden berkomitmen untuk mencalonkan seorang wanita untuk menjadi wakil presidennya. Pada 11 Agustus 2020, Biden pun mengumumkan Kamala Harris sebagai cawapres.

"Saya mendapat kehormatan besar untuk mengumumkan bahwa saya telah memilih Kamala Harris seorang petarung tak kenal takut untuk si kecil, dan salah satu pegawai negeri terbaik sebagai cawapres saya," tutur Biden.

"Dulu ketika Kamala menjadi Jaksa Agung, dia bekerja erat dengan Beau. Saya melihat mereka mengambil alih bank-bank besar, mengangkat orang-orang yang bekerja, dan melindungi wanita dan anak-anak dari pelecehan. Saya bangga saat itu, dan sekarang saya bangga memiliki dia sebagai partner saya dalam kampanye ini," lanjutnya. ***

Editor: Aldi Sultan

Sumber: Biography.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x