Langkah itu dilakukan dengan mengubah Hagia Sophia, simbol utama pemerintahan sekuler Ataturk, jadi masjid.
"Hagia Sophia jadi momen puncak revolusi religius Tayyip Erdogan yang telah dilakukan di Turki selama lebih dari 10 tahun," kata dia merujuk pada penekanan ajaran agama pada dunia pendidikan dan pemerintahan.
Baca Juga: Bakamla Awasi 3 Kapal Induk AS yang Memasuki Laut China Selatan di Perbatasan Kepulauan Natuna
Gereja Ortodoks Rusia mengatakan, pihaknya menyesalkan putusan pengadilan Turki yang tidak mempertimbangkan pandangan pihak lain.
Pihak gereja menyebut keputusan itu dapat menyebabkan perpecahan lebih besar, demikian isi berita kantor berita Rusia, TASS.
Sebelumnya, Patriarkh Ekumenikal Bartholomew, kepala spiritual Kristen Ortodoks yang dianut oleh 300 juta warga di seluruh dunia dan berkedudukan di Istanbul, mengatakan alih fungsi Hagia Sophia jadi masjid akan membuat umat Kristen kecewa.
Baca Juga: Editor Video Metro TV Diduga Dibunuh di Pinggir Tol JORR Jaksel, Korban Alami Lukan di Bagian Dada
Langkah itu juga diyakini akan menyebabkan perpecahan masyarakat di wilayah Timur dan Barat.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo meminta Turki mempertahankan status Hagia Sophia sebagai museum.