Eksploitasi Alam Besar-Besaran akan Munculkan Pandemi Mematikan, ini Prediksi Para Ilmuwan

- 29 April 2020, 11:23 WIB
EKSPLOITASI yang merusak keseimbangan alam dan pemanasan global dituding sebagai penyebab pandemi akan sering terjadi.*
EKSPLOITASI yang merusak keseimbangan alam dan pemanasan global dituding sebagai penyebab pandemi akan sering terjadi.* /pixabay

PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Ilmuwan sudah memprediksi pemanasan global dan eksploitasi Alam secara besar-besaran dan dilakukan terus-menerus dapat memicu bertambahnya virus-virus mematikan.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Independent, penelitian itu menyebut wabah akan semakin sering, menyebar lebih cepat, lebih membunuh bila manusia tak merubah perilaku merusak keseimbangan alam.

"Ada satu spesies yang bertanggung jawab atas pandemi COVID-19 -- kita," tulis ilmuwan dari Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES) dalam studi itu.

Baca Juga: Terus Disudutkan Terkait Asal Usul COVID-19, Tiongkok Ancam Ambil Langkah Tegas

"Seiring dengan terjadinya krisis iklim dan krisis keanekaragaman hayati, pandemi ini adalah konsekuensi langsung dari aktivitas manusia," tambahnya.

Para ilmuan memperingatkan bahwa COVID-19 merupakan awal dari pandemi ganas yang akan terjadi di masa depan.

"Merajalelanya pembabatan hutan, ekspansi pertanian yang tak terkendali, penanaman intensif, penambangan dan pembangunan infrastruktur, eksploitasi hewan liar, menciptakan 'badai sempurna' bagi penyebaran penyakit dari makhluk liar pada manusia.

Baca Juga: Pandemi COVID-19, Etnis Tionghoa di Bandung Diimbau untuk Terus Berbagi

"Ini sering terjadi di wilayah yang memiliki masyarakat rentan akan penyakit menular," jelas mereka.

Berdasarkan fakta yang ada, para ilmuwan menyebut akibat aktivitas manusia mengakibatkan sekitar 85 persen lahan basah hancur.

Lebih dari sepertiga lahan dan air bersih di dunia dimanfaatkan untuk pertanian dan produksi bahan pangan.

Sumber artikel dari Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Ilmuwan Prediksi Pandemi Ganas akan Sering Muncul Jika Eksplotasi Alam Tak Berhenti"

"Ditambah lagi dengan perdagangan hewan liar dan ledakan jumlah transportasi udara secara global. Dan ini menjadi cukup jelas dengan adanya virus yang dahulu menyebar tanpa bahaya di tengah kelelawar di Asia Tenggara, kini telah menginfeksi 3 juta orang,

"Membawa manusia ke dalam penderitaan tak terkira dan berhentinya roda perekonomian maupun sosial masyarakat di seluruh dunia," tulis mereka.

"Ini adalah peran manusia dalam kedaruratan pandemi," ucap mereka.

Baca Juga: Asteroid OR2 1998 Dekati Bumi, Bentuknya Menyerupai Orang Menggunakan Masker

"Meskipun penyakit dari hewan telah menewaskan sekitar 700 ribu orang tiap tahun, potensi atas pandemi masa depan sangat besar," tutur para ilmuwan.

Sebagian besar hewan membawa virus yang tidak membuat mereka sakit, namun pandemi disebabkan meningkatnya jumlah interaksi langsung dengan hewan tersebut.

Menanggapi persoalan tersebut, para ilmuwan menyodorkan sebuah solusi yakni konsep yang diberi nama 'transformative change'.

Baca Juga: Di Meksiko, Kekerasan Terhadap Perempuan Lebih Mematikan dari Pandemi COVID-19

"Fundamental, reorganisasi sistem secara keseluruhan mulai dari teknologi, ekonomi, dan faktor sosial, termasuk paradigma, tujuan, dan nilai, mengutamakan tanggung jawab sosial dan lingkungan di berbagai sektor," ungkap mereka.

"Sebanyak 1,7 juta jenis virus yang belum teridentifikasi dan mampu menular pada manusia diyakini hidup di dalam mamalia dan burung air.

"Salah satunya akan menjadi 'penyakit X' selanjutnya," ucap pakar keanekaragaman hayati.***

Editor: Miftah Hadi Sopyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x