Muncul Keraguan Publik Terkait Data Sebaran COVID-19 di Indonesia

- 9 April 2020, 11:52 WIB
ILUSTRASI masker untuk mencegah virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.*
ILUSTRASI masker untuk mencegah virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.* /PIXABAY/


PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Hingga Rabu, 8 April 2020 jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Indonesia sudah mencapai 2.956 kasus.

Namun, muncul keraguan publik terkait keakuratan data sebaran kasus COVID-19 di Indonesia.

Salah satunya datang dari Anggota DPR RI, Achmad Harisz Tohir. Ia menduga pemerintah menyembunyikan sebagian data pasien yang dinyatakan positif oleh para tenaga medis.

Baca Juga: Kasus Pandemi Menyebar Luas di Dunia, Trump: WHO Benar-Benar Gagal

Kecurigaan tersebut juga termasuk pada jumlah pasien ODP dan PDP. Ia merasa tidak yakin dengan data yang dinyatakan oleh Achmad Yurianto.

Tak hanya publik dalam negeri, dunia internasional juga ikut meragukan data yang telah dikonfirmasi tersebut.

Menanggapi hal ini, Achmad Yurianto pun mengatakan bahwa pemerintah perlu menjelaskan hal ini kepada publik.

Baca Juga: Nyeri Dada jadi Pertanda Gejala Virus Corona, Simak Faktanya

“Australia menduga Indonesia melakukan under-reporting atas jumlah pasien yang terjangkit COVID-19. Apa yang dilaporkan lebih sedikit dari kenyataan.

Australia juga mengehentikan penerbangan Bali-Australia dan melarang warganya berkunjung ke Bali. Pemerintah perlu menjelaskan hal ini kepada publik,” ucapnya.

Daniel Ziv, seorang Sutradara asal Kanada melayangkan kritik keras kepada Menkes Terawan Agus Putranto yang memamerkan jumlah pasien yang dinyatakan sembuh kepada publik.

Sumber artikel dari Pikiran-Rakyat.Com dengan judul "Anggota DPR RI Mengaku Ragu Terhadap Data Sebaran COVID-19 di Indonesia"

“Ke depannya segala ucapan otoritas kesehatan Indonesia harus diungkapkan dengan lebih berhati-hati,” cuit Daniel dalam akun Twitter miliknya.

Berkaca dari predikat Indonesia sebagai salah satu negara dengan angka kematian tinggi di dunia, ia menilai bisa saja setengah dari total jumlah masyarakat Indonesia terpapar virus corona.

Baca Juga: COVID-19 Meluas, Trump Justru Tanda Tangani Perintah Penambangan Bulan

Kemudian, peneliti Eijkman Oxford Clinical Research Unit (EOCRU) Iqbal Ridzi Elyazar mengungkapkan 70.000 warga Indonesia beresiko terinfeksi virus corona.

“Untuk itu rapid test harus terus dilakukan sampai zero infectant. Mengingat pihak luar negeri masih tidak percaya terhadap penambahan jumlah penderita corona yang stbail di kisaran angka 115 per hari,” kata Achmad.

Yuri memberi contoh negara tetangga, di Malaysia pasien virus corona sudah mencapai angka lebih dari 3.200 orang.

Baca Juga: Bawang Putih Mampu Sembuhkan Infeksi Paru-Paru, Begini Penjelasannya

Namun Indonesia masih berada di kisaran 1.790 padahal jumlah warganya mencapai 10 kali lipat dari penduduk Malaysia.***

Editor: Miftah Hadi Sopyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x