PR BOGOR - Berikut biodata dan profil dr. Faheem Younus, beserta perjalanan karier sang dokter.
dr. Faheem Younus merupakan dokter asal Amerika Serikat yang saat ini sedang menyoroti kenaikan angka positif Covid-19 di Indonesia.
dr. Faheem Younus kerap kali membagikan informasi seputar Covid-19 kepada masyarakat Indonesia menggunakan bahasa Indonesia.
Dia berbagai ilmu dan pengetahuan soal bagaimana menghadapi Covid-19 melalui cuitannya di akun Twitter @FaheemYounus.
Diketahui, dr. Faheem Younus memang aktif memberikan pengetahuan pada masyarakat di negara-negara yang sedang 'kelimpungan' melawan Covid-19.
Hal serupa pernah ia lakukan saat India mengalami lonjakan kasus Covid-19 gila-gilaan. dr. Faheem Younus memberikan segala informasi menggunakan Bahasa Hindi.
Berikut profil dan bidata dr. Faheem Younus.
dr. Faheem Younus dikenal sebagai seorang dokter yang beragama Islam.
dr. Faheem Younus menempuh pendidikan kedokteran pada 1989-1995 di King Edward Medical Colegge.
Baca Juga: TRAILER Ikatan Cinta 13 Juli 2021: Pengakuan Mama Sarah dan Ancaman untuk Papa Surya
Pada 1996-1999 menempuh pendidikan di Drexel University College of Medicine.
Pada 1999-2001, menempuh pendidikan di Stony Brook University.
dr. Faheem Younus adalah Ketua Penanggulangan Penyakit Menular di University of Maryland Upper Chesapeake Hospital dan University of Maryland Harford Memorial Hospital, Amerika Serikat.
Baca Juga: Sea Group, Shopee dan Garena Sumbangkan 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin untuk Kemenkes
Sang dokter bekerja di University of Maryland Upper Chesapeake Hospital sejak 2001.
dr. Faheem Younus adalah dokter yang bersertifikat CPE (certified physycian executive).
Prestasi dr. Faheem Younus sendiri bukan main-main, di antaranya dinobatkan sebagai Top Doc oleh Baltimore Magazine. Dia juga mendapatkan Presidential Service Award oleh Pemerintahan Barack Obama.
Baca Juga: Buntut Skandal Karaoke di Jam Kerja, Ade Yasin Copot Jabatan Kepala Puskesmas Situ Udik dan 2 Staf
Selama ini, dr. Faheem Younus aktif memberikan edukasi seputar kesehatan di beberapa media internasional seperti Washington Post, Baltimore Sun, The Huffington Post, hingga Christian Science Monitor.
Sejak tahun 2009, dia tergabung sebagai anggota dari Infectious Disease Society of America ata IDSA.***