Gempa Bumi 7,4 Magnitudo Guncang Ishikawa Jepang, Berpotensi Tsunami

1 Januari 2024, 16:40 WIB
Gempa magnitudo 7,4 guncang Ishikawa, Jepang dan berpotensi Tsunami. /Foto: The Japan Times

PEMBRITA BOGORGempa bumi dahsyat berkekuatan awal Magnitudo 7,4 mengguncang wilayah pantai Laut Jepang, Jepang tengah, pada Senin, 1 Januari 2024.

Pukul 16:10 waktu setempat, gedung-gedung di pusat Kota Tokyo getar, dan otoritas bencana Jepang segera mengeluarkan peringatan tsunami, dengan intensitas seismik maksimum 7 di Semenanjung Noto, Prefektur Ishikawa.

Peringatan tsunami menaksir tinggi gelombang setinggi 5 meter di Ishikawa, dan presenter stasiun televisi nasional Jepang mendesak penduduk di daerah tersebut untuk segera mencari daerah lebih tinggi.

Baca Juga: Mahfud MD: Indonesia Itu Berhak Mengusir Pengungsi Rohingya, tapi...

Pusat Peringatan Tsunami Pasifik di Hawaii menyampaikan, "Gelombang tsunami berbahaya mungkin terjadi dalam jarak 300 km dari pusat gempa, sepanjang pantai Jepang."

Gempa di Ishikawa Jepang Berpotensi Tsunami

Badan Meteorologi Jepang memperingatkan bahwa tinggi gelombang tsunami bisa mencapai lima meter.

Meskipun terjadi gempa dahsyat, perusahaan-perusahaan listrik yang mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir di wilayah itu menyatakan tidak ada masalah setelah pemeriksaan awal.

Gempa ini mengingatkan pada tragedi tahun 2011, ketika gempa dan tsunami menyebabkan kerusakan parah di garis pantai Jepang, bahkan memaksa matinya reaktor nuklir di Fukushima.

Baca Juga: Bupati Iwan Setiawan Siap Relokasi Korban Terdampak Gempa Pamijahan Bogor ke Tempat Aman

Sejauh ini, tidak ada laporan adanya kejanggalan dari perusahaan listrik, namun pihak berwenang terus memantau situasi.

Warga di daerah terdampak diingatkan untuk tetap tenang dan mengikuti petunjuk evakuasi yang diberikan.

Pemerintah Jepang dan lembaga terkait sedang bekerja sama untuk menyediakan bantuan darurat bagi mereka yang terkena dampak gempa dan tsunami tersebut. Situasi terus dipantau secara ketat untuk mengantisipasi potensi risiko lanjutan.***

Editor: Muhammad Rizky Suryana

Tags

Terkini

Terpopuler