Pasien Corona Alami Gangguan Jantung Setelah Diberi Obat Malaria

14 April 2020, 14:27 WIB
OBAT Hydroxychloroquine.* /ANTARA

PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Berbagai negara di dunia hingga kini terus berusaha untuk mengatasi penyebaran COVID-19, mulai dari social dan physical distancing hingga memberlakukan aturan lockdown.

Berbagai upaya sudah ditempuh seperti penggunaan obat alternatif sebelum vaksin COVID-19 benar-benar ditemukan.

Seperti diketahui bersama, Avigan dan klorokuin adalah dua obat yang diklaim manjur oleh beberapa negara. Namun, nyatanya efek samping yang ditimbulkan juga cukup parah.

Baca Juga: Begini Potret Mikroskop COVID-19 yang Berusaha Masuk ke Tubuh Manusia

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Daily Mail, puluhan pasien COVID-19 di Brasil mengalami gangguan fungsi jantung usai diberikan hydroxychloroquin.

Penggunaan klorokuin ternyata memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perubahan irama detak jantung, bahkan menyebabkan kematian mendadak akibat gagal jantung.

Studi dari Manaus, kota di tengah Amazon awalnya berencana memberikan obat tersebut kepada sekitar 440 pasien positif corona, namun sekitar seperempat dari 81 orang yang sudah diberikan obat tersebut menunjukkan gejala efek samping yang parah.

Baca Juga: Penyebarannya Sulit Diatasi, Jangan Berharap Pada Vaksin Virus Corona

Efek samping tersebut muncul akibat penggunaan obat klorokuin dengan dosis yang cukup tinggi, sekitar 400 mg yang diberikan dua kali sehari selama sepuluh hari.

Hal ini menyebabkan pasien tersebut mengalami perubahan irama detak jantung yang mengarah pada kematian.

Beberapa pasien lainnya yang berhasil sembuh selanjutnya diberikan klorokuin dengan dosis yang dikurangi.

Sumber artikel dari Pikiran-Rakyat.Com dengan judul "Diberi Obat Malaria Dosis Tinggi, 20 Pasien Virus Corona di Brasil Alami Kerusakan Jantung"

Namun, kesembuhan tersebut belum dipastikan sepenuhnya aman dan efektif untuk memulihkan pasien yang terinfeksi virus corona.

Sebab, tak ada pembanding dari pasien yang tak diberi obat klorokuin di Brasil. Kemudian mereka juga menggunakan dua antibiotik lain untuk memulihkan pasien, yakni ceftriaxone dan azitromisin.

Presiden Donald Trump dan Presiden Jair Bolsonaro gencar memuji khasiat dari penggunaan kombinasi klorokuin dan azitromisin, nyatanya antibiotik tersebut berpengaruh pada jantung pasien.

Baca Juga: Benarkah Virus Corona Ditularkan oleh Kelelawar? Simak Faktanya

Berdasarkan fakta tersebut, banyak negara kini memilih menunggu hasil-hasil selanjutnya sebelum benar-benar menggunakannya sebagai pemulih pasien COVID-19.***

Editor: Miftah Hadi Sopyan

Tags

Terkini

Terpopuler