Tolak Kudeta, Militer Sudan Membubarkan Pemerintahan Sementara dan Menyatakan Keadaan Darurat

26 Oktober 2021, 08:00 WIB
Militer Sudan kini menyatakan keadaan darurat. /Pexels/Mathias P.R. Reding

PR BOGOR – Militer Sudan kini tengah merebut kekuasaan dalam kudeta pada Senin, 26 Oktober 2021 dan menyatakan keadaan darurat di sana.

Pihak Militer Sudan telah menangkap anggota pemerintahan transisi yang seharusnya membimbing negara itu menuju demokrasi setelah penggulingan rezim Omar al-Bashir dalam pemberontakan dua tahun lalu.

Tembakan terdengar di jalanan Sudan, saat penentang pengambilalihan turun ke jalan dan petugas medis mengatakan beberapa orang terluka dalam bentrokan.

Baca Juga: 28 Link Twibbon Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2021: Download Gratis dan Unggah di Media Sosial

Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, yang sebelumnya menjadi pemimpin Dewan Kedaulatan yang membagi kekuasaan antara militer dan warga sipil, mengatakan dewan tersebut telah dibubarkan.

Dilansir PikiranRakyat-Bogor.com dari Reuters, Jenderal Abdel mengumumkan keadaan darurat, dengan mengatakan militer perlu melindungi keselamatan dan keamanan negara.

“Kami menjamin komitmen angkatan bersenjata untuk menyelesaikan transisi demokrasi sampai kami menyerahkan kepada pemerintah sipil yang terpilih,” katanya sekaligus mengumumkan pemilu pada Juli 2023.

Baca Juga: Intip Spoiler Trailer Analog Trip NCT 127: Escape From Magic Island, Tayang Perdana Jumat, 29 Oktober 2021

"Apa yang sedang dialami negara ini sekarang adalah ancaman dan bahaya nyata bagi para pemuda harapan bangsa," lanjutnya.

Menurut Kementerian Informasi, Perdana Menteri Abdalla Hamdok ditahan dan dibawa ke lokasi yang dirahasiakan setelah menolak mengeluarkan pernyataan yang mendukung pengambilalihan kekuasaan tersebut.

Kementerian Informasi tampaknya masih berada di bawah kendali pendukung Hamdok.

Kementerian itu menyebut pengumuman Burhan sebagai kudeta militer dan mendesak adanya perlawanan.

Baca Juga: Jelang Persib vs PSIS, Robert Alberts: Kami Ingin Jadi Tim Tak Terkalahkan

Dilaporkan puluhan ribu orang yang menentang pengambilalihan telah turun ke jalan dan disambut oleh tembakan di dekat markas militer di kota Khartoum.

Pihak medis menyatakan sedikitnya 12 orang terluka dalam bentrokan meskipun tak memberikan rincian lebih lanjut.

Di kota tetangga Khartoum, Omdurman, pengunjuk rasa membarikade jalan dan meneriakkan dukungan untuk pemerintahan sipil.

"Kami akan mempertahankan demokrasi sampai akhir," kata seorang pengunjuk rasa bernama Iman Ahmed yang masih berusia 21 tahun.

"Burhan tidak bisa menipu kita. Ini kudeta militer," kata pemuda lain yang menyebut namanya Saleh.

Baca Juga: 5 Metode Agar Awet Muda dan Panjang Umur, Catat Baik-baik Yuk

Sudan yang memiliki sejarah kudeta yang rumit sejak Militer diisukan gagal melakukan kudeta bulan lalu.

Ketegangan antara kelompok militer dan sipil yang berbagi kekuasaan sudah dimulai sejak penggulingan rezim Bashir.

Ketegangan terjadi setelah koalisi kelompok pemberontak rezim Bashir dan partai-partai politik bersekutu dengan militer dan menyerukan untuk membubarkan pemerintahan sementara.

Di sisi lain beberapa menteri kabinet mengambil bagian dalam protes besar di Khartoum dan kota-kota lain menentang prospek kekuasaan militer.

Kepala Staff Perdana Menteri Hamdok, Adam Hereika, mengatakan kepada Reuters bahwa militer telah melakukan kudeta meskipun menurutnya ada "usaha positif" menuju kesepakatan dengan Hamdok setelah pertemuan dengan utusan khusus AS Jeffrey Feltman.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler