Jelang Olimpiade Tokyo 2021, Jepang Lakukan Kampanye Vaksin Covid-19 untuk Seluruh Petugas Medis

17 Februari 2021, 20:30 WIB
Ilustrasi Olimpiade Tokyo 2021. /Pixabay/padrinan

PR BOGOR - Menjelang diadakannya Olimpiade Tokyo 2021, Jepang mulai melakukan kampanye vaksin Covid-19 untuk seluruh petugas medis.

Hal itu menyusul pengumuman Perdana Menteri Yoshihide Suga yang berusaha melawan rintangan dan menjadi tuan rumah Olimpiade selama musim panas di utara.

Melansir PRBandungRaya.com dari Aljazeera, vaksin Pfizer nantinya akan diberikan kepada petugas kesehatan dari rumah sakit terpilih di Jepang.

Baca Juga: Jelang Liga Champions FC Porto vs Juventus, Andrea Pirlo: Ini akan Menjadi Pertandingan yang Sangat Rumit

Mulai hari ini, Rabu 17 Februari sebuah TV lokal di negeri sakura telah menayangkan siaran petugas medis disuntik vaksin di rumah sakit di Tokyo.

Sekitar 40.000 dokter dan perawat dari 100 rumah sakit terpilih akan menerima dosis pertama mereka selama fase pertama kampanye.

Di Pusat Medis Tokyo misalnya, Direktur Kazuhiro Araki secara sukarela menjadi orang pertama di fasilitas itu yang menerima suntikan.

Baca Juga: Enaknya Oknum PNS Perempuan Ini, Jalan-jalan Sambil Bawa Sabu, Polisi: Tugas di Dinas Pendidikan

“Vaksin memainkan peran penting dalam tindakan anti-virus corona. Jadi saya pikir sebagai Direktur saya harus memimpin dan mengambil tindakan,” katanya kepada wartawan.

Kazuhiro Araki mengakui dirinya tidak suka disuntik, tetapi ia lega karena ternyata tidak menyakitkan.

"Saya tidak terlalu suka mendapat suntikan. Tapi itu tidak menyakitkan, jadi itu bagus. Saya lega," ujar dia.

Perawat Rino Yoshida, yang mengenakan masker dan pelindung wajah, bersikap tenang dan santai karena dia juga menjadi salah satu orang pertama di Jepang yang divaksinasi di luar uji klinis.

Baca Juga: Tak Tanggung-tanggung, Rafatar Beri Kado Ulang Tahun Ini untuk Raffi dan Nagita

“Saya merasakannya masuk tetapi tidak sakit. Tidak ada rasa sakit atau bengkak yang nyata," ungkapnya kepada penyiar nasional NHK.

"Angka kematian dan risiko penyakit telah turun di luar negeri, jadi mudah-mudahan vaksinasi yang dimulai di Jepang dapat mengubah situasi di sini," sambungnya.

Sudah puluhan tahun Jepang memiliki ketidakpercayaan terhadap vaksin.

Pasalnya, banyak orang memiliki ketidaknyamanan yang tidak jelas tentang vaksin, sebagian karena efek sampingnya sering dipermainkan.

Seperti diketahui, Jepang telah menandatangani kontrak untuk total gabungan 314 juta dosis dari Pfizer, AstraZeneca dan Moderna yang diperkirakan cukup untuk 157 juta orang.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan Meninggal Dunia, Simak Faktanya

Menyuntikkan 126 juta populasi kuat di negara itu dengan cepat adalah prioritas utama pemerintah Suga dengan Olimpiade Tokyo 2020 yang dijadwalkan akan dimulai pada akhir Juli.

Namun, peluncuran lengkap program tersebut diperkirakan akan memakan waktu satu tahun.

Suntikan 3,7 juta lebih petugas kesehatan akan dimulai pada Maret, diikuti oleh sekitar 36 juta orang berusia 65 ke atas mulai April.

Orang dengan masalah kesehatan yang mendasari, serta pengasuh di panti jompo dan fasilitas lainnya, akan menjadi yang berikutnya, sebelum populasi umum yakni sekitar bulan Juni.

Baca Juga: Wakil Sandiaga Uno Bicara Kontribusi Nasional MNC Lido City, Akhmad Sahal: Jelas Ini Konflik Kepentingan

Sejauh ini, Jepang mencatat sekitar 415.000 kasus Covid-19 dengan total 7.013 kematian.

Meskipun kasus harian telah menurun dalam beberapa pekan terakhir setelah memuncak pada awal Januari, Tokyo dan sembilan prefektur lainnya tetap dalam keadaan darurat untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler